
JAKARTA - Solana, salah satu platform blockchain terkemuka, baru saja mengumumkan roadmap jangka panjangnya yang ambisius. Target utamanya adalah menjadi infrastruktur utama bagi pasar modal digital global yang dikenal sebagai Internet Capital Markets (ICM) pada tahun 2027. Roadmap ini tidak hanya menegaskan posisi Solana di dunia blockchain, tapi juga membuka babak baru dalam evolusi teknologi keuangan terdesentralisasi.
Roadmap yang diberi judul Internet Capital Markets Roadmap ini menggarisbawahi bahwa sejak awal pengembangannya, Solana memang didesain sebagai “tulang punggung terdesentralisasi” untuk sistem pasar modal generasi baru. Meski begitu, pencapaian target tersebut tidak cukup hanya dengan peningkatan kapasitas jaringan. Ada aspek-aspek lain yang harus dioptimalkan agar Solana bisa memenuhi visi besar tersebut.
Konsep Internet Capital Markets sendiri diperkenalkan oleh Akshay, mantan anggota tim inti Solana Foundation. Ia mendefinisikan ICM sebagai ledger digital yang dapat diakses secara global, di mana berbagai entitas, mata uang, dan budaya bisa ditokenisasi. Artinya, siapa saja yang terkoneksi internet dapat mengakses pasar modal secara langsung, tanpa perantara dan tanpa dibatasi oleh batasan geografis.
Baca Juga
Tim Solana dalam dokumen roadmap menegaskan, “Peningkatan bandwidth dan pengurangan latency memang penting, tapi tidak cukup.” Mereka menambahkan, ada pilar ketiga yang krusial yaitu kemampuan menangani kompleksitas struktur mikro pasar. Pilar ini dianggap sebagai kunci agar Solana dapat menghadirkan ekosistem transaksi yang lebih fleksibel dan efisien.
Smart Contract Jadi Pusat Kendali Eksekusi Transaksi
Fokus utama dari roadmap ini adalah redefinisi struktur mikro pasar dalam konteks blockchain. Hingga kini, belum ada panduan jelas mengenai bagaimana struktur pasar seharusnya didesain dalam ICM, apalagi bila dibandingkan dengan sistem keuangan tradisional atau TradFi. Di sinilah Solana mengambil peran inovatif dengan mengusung pendekatan baru bernama Application-Controlled Execution (ACE).
Melalui ACE, smart contract diberikan kendali penuh atas urutan eksekusi transaksi, bahkan dengan presisi milidetik. Hal ini merupakan kemajuan signifikan dibandingkan sistem TradFi yang cenderung kaku dan tersentralisasi. Roadmap menyebutkan bahwa struktur mikro pasar adalah “masalah paling krusial di jaringan Solana saat ini,” dan ACE adalah solusi utama yang akan membantu menciptakan lingkungan transaksi berkinerja tinggi dan lebih adaptif.
Penerapan ACE memungkinkan transaksi di jaringan Solana berjalan dengan efisiensi tinggi dan ketepatan waktu yang diperlukan untuk pasar modal digital yang kompleks dan dinamis. Dengan demikian, Solana semakin mendekati tujuan menjadi infrastruktur utama bagi pasar modal digital di tingkat global.
Dari BAM hingga DoubleZero
Untuk mewujudkan ekosistem ICM yang ideal, Solana menyiapkan sejumlah inovasi arsitektural pada mainnet-nya. Salah satunya adalah peluncuran Jito Block Assembly Marketplace (BAM). BAM merupakan sistem pemrosesan transaksi yang didesain untuk meningkatkan kinerja validator sekaligus menyediakan alat bantu baru bagi para trader. Testnet BAM dijadwalkan segera aktif dalam beberapa hari mendatang, menandai langkah maju signifikan dalam ekosistem Solana.
Selain itu, Solana juga mengembangkan DoubleZero, sebuah jaringan fiber peer-to-peer yang khusus dibuat untuk menggantikan penggunaan internet publik dalam proses transaksi. DoubleZero saat ini sudah memasuki tahap testnet dengan partisipasi lebih dari 100 validator yang mewakili sekitar 3% dari staking mainnet. Peluncuran resmi DoubleZero ditargetkan berlangsung pada pertengahan tahun ini.
Inisiatif DoubleZero dan BAM melanjutkan upaya peningkatan performa jaringan Solana yang sebelumnya telah mencakup peningkatan kapasitas blok sebesar 20%, sehingga mencapai 60 juta compute unit. Roadmap juga menjanjikan peningkatan throughput lanjutan sebelum akhir tahun ini sebagai bagian dari komitmen efisiensi dan skalabilitas yang terus diperkuat.
Melalui roadmap ini, Solana tidak hanya menunjukkan tekadnya menguasai pasar modal digital global, tetapi juga memperlihatkan inovasi teknis yang mendalam untuk memenuhi tuntutan pasar yang kian kompleks dan dinamis. Dengan integrasi smart contract yang lebih canggih, serta pengembangan teknologi jaringan seperti BAM dan DoubleZero, Solana siap menghadirkan infrastruktur pasar modal yang modern dan berdaya saing tinggi.
Inovasi yang dilakukan Solana ini menjadi contoh bagaimana teknologi blockchain dapat mengubah cara kerja pasar modal dengan lebih transparan, cepat, dan tanpa batasan geografis. Ke depan, perkembangan ini diharapkan mendorong partisipasi lebih luas dari berbagai pelaku ekonomi di seluruh dunia, membuka akses pasar modal yang selama ini terbatas hanya pada kalangan tertentu.
Keseriusan Solana dalam roadmap 2027 ini juga memperlihatkan bagaimana blockchain bisa berperan sebagai tulang punggung sistem keuangan yang lebih inklusif dan efisien. Integrasi teknologi seperti ACE pada smart contract, serta jaringan khusus seperti DoubleZero, menandai era baru dalam penyelenggaraan transaksi keuangan digital yang lebih cepat dan terukur.
Dengan rencana-rencana ini, Solana berpotensi merevolusi cara pasar modal digital beroperasi, sekaligus menetapkan standar baru bagi blockchain lain dalam menghadapi tantangan pasar global. Para pengembang dan komunitas Solana pun optimistis bahwa teknologi mereka akan menjadi fondasi utama di masa depan pasar modal digital yang bersifat global dan terdesentralisasi.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Daftar SPKLU Listrik di Jakarta 2025
- 25 Juli 2025
3.
NTT Dorong Energi Terbarukan Lewat Panas Bumi
- 25 Juli 2025
4.
Pilihan Rumah Murah di Banjarmasin Mulai Rp 142 Juta
- 25 Juli 2025
5.
Jadwal Kapal Pelni KM Lambelu Juli Agustus 2025
- 25 Juli 2025