
JAKARTA - China dikenal sebagai negara dengan sistem pendidikan yang sangat kompetitif dan maju dalam penerapan teknologi. Namun di balik ketatnya atmosfer belajar, ada sejumlah hal inspiratif dari sistem pendidikan negeri tirai bambu yang bisa ditiru oleh negara lain, termasuk Indonesia. Dari ujian nasional yang adil hingga pemanfaatan kecerdasan buatan di ruang kelas, sistem pendidikan China menawarkan pendekatan unik yang patut diperhatikan.
Berikut ini empat pelajaran penting yang bisa diambil dari sistem pendidikan di China:
1. Gaokao: Ujian Nasional yang Ketat Tapi Adil
Baca JugaTumis Daun Singkong, Kelezatan Kuliner Tradisi yang Bertahan
Salah satu aspek paling mencolok dari sistem pendidikan di China adalah ujian masuk perguruan tinggi nasional yang dikenal dengan nama gaokao. Ujian ini diikuti oleh lebih dari 13 juta siswa setiap tahunnya dan dianggap sebagai salah satu ujian tersulit di dunia. Namun, yang menarik adalah prinsip keadilan yang dipegang dalam pelaksanaannya.
Gaokao menjadi sarana seleksi murni berdasarkan prestasi akademik, bukan karena status sosial, kekayaan, atau koneksi keluarga. Hal ini memberikan peluang yang setara bagi seluruh siswa, baik dari desa terpencil maupun kota metropolitan.
“Gaokao adalah jalan paling adil untuk mengubah nasib seseorang di China. Tidak peduli dari mana kamu berasal, jika kamu berprestasi, kamu bisa masuk universitas top,” ungkap salah satu pengamat pendidikan di China.
Tak heran, banyak cerita inspiratif muncul dari pelajar yang berasal dari latar belakang sederhana namun berhasil masuk universitas ternama karena kerja keras mereka mempersiapkan ujian ini. Ujian ini juga menjadi motivasi besar bagi siswa untuk belajar dengan serius.
2. Pemanfaatan Teknologi Canggih untuk Efektivitas Belajar
China merupakan pelopor dalam penggunaan teknologi untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar. Kecerdasan buatan (AI) telah banyak digunakan dalam ruang kelas untuk menganalisis performa siswa secara individu.
Beberapa sekolah sudah menerapkan sistem yang mampu mendeteksi kelemahan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Misalnya, jika seorang siswa sering salah dalam konsep matematika, maka sistem akan otomatis merekomendasikan latihan yang sesuai dengan tingkat kesulitannya.
Platform digital berbasis big data juga membantu guru dalam menyusun metode pembelajaran yang lebih personal. Hasilnya, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
“Sistem ini mampu memberikan intervensi belajar yang tepat sasaran karena menggunakan data real-time tentang perkembangan siswa,” jelas seorang kepala sekolah di Beijing.
Dengan pendekatan ini, pendidikan tidak hanya menjadi lebih modern, tapi juga lebih manusiawi karena memperhatikan kebutuhan individu secara mendalam.
3. Menjaga Keseimbangan antara Belajar dan Kesehatan Mental
Meskipun terkenal dengan tuntutan akademik yang tinggi, pemerintah China mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental siswa. Pada tahun 2021, kebijakan Double Reduction diberlakukan untuk mengurangi beban tugas rumah dan jam les tambahan yang berlebihan.
Dengan kebijakan ini, sekolah didorong untuk menyelesaikan sebagian besar pembelajaran dan tugas dalam jam sekolah, sementara waktu di rumah diharapkan digunakan untuk beristirahat, mengejar hobi, atau kegiatan fisik.
“Setelah kebijakan ini diterapkan, kami melihat siswa jadi lebih tenang dan punya waktu berkualitas di luar akademik. Itu penting untuk keseimbangan mental mereka,” kata seorang guru di Shanghai.
Dampaknya terasa luas, termasuk penutupan beberapa bimbingan belajar swasta besar yang sebelumnya memberikan tekanan tinggi kepada siswa. Para orang tua pun menyambut baik kebijakan ini karena memberi anak-anak mereka kesempatan untuk tumbuh secara lebih seimbang.
4. Jalur Vokasi yang Tidak Dianggap Kelas Dua
Salah satu transformasi menarik dalam sistem pendidikan China adalah meningkatnya kualitas dan status sekolah vokasi. Jika selama ini pendidikan vokasi dianggap sebagai alternatif terakhir, di China justru diposisikan sejajar dengan jalur akademik.
Pemerintah menetapkan bahwa lulusan sekolah vokasi memiliki hak yang sama dalam dunia kerja dan juga kesempatan untuk melanjutkan studi ke tingkat lebih tinggi. Program-program vokasi disesuaikan dengan kebutuhan zaman, termasuk bidang robotika, AI, teknologi kendaraan listrik, dan lain sebagainya.
“Pendidikan vokasi di China tidak lagi dipandang sebelah mata. Justru sekarang banyak siswa memilih jalur ini karena langsung siap kerja dan memiliki keterampilan yang relevan,” jelas seorang pengelola sekolah vokasi di Guangzhou.
Dengan orientasi pada keterampilan praktis dan dukungan dari sektor industri, pendidikan vokasi menjadi alternatif menarik bagi siswa yang ingin segera masuk ke dunia kerja tanpa harus melalui jalur akademik tradisional.
Sistem yang Bisa Menginspirasi Negara Lain
Sistem pendidikan China membuktikan bahwa kombinasi antara meritokrasi, teknologi, kesadaran akan kesehatan mental, dan penghargaan terhadap jalur pendidikan alternatif dapat menghasilkan ekosistem belajar yang kuat dan inklusif.
Empat aspek di atas menunjukkan bahwa reformasi dan inovasi pendidikan bukan hanya soal angka dan kurikulum, tetapi juga soal membangun sistem yang adil, adaptif, dan berorientasi pada masa depan.
Dengan mencontoh beberapa kebijakan dan pendekatan dari China, negara lain termasuk Indonesia dapat mulai memperbaiki berbagai tantangan dalam sistem pendidikannya sendiri.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
AAUI Dorong Inovasi Asuransi Umum Nasional
- 25 Juli 2025
2.
AAJI Dorong Inovasi dan Pertumbuhan Premi Jiwa
- 25 Juli 2025
3.
4.
5.
Diskon Tiket Kereta Api: Syarat dan Prosedur
- 25 Juli 2025