.jpg)
JAKARTA - Olahraga padel kini menjelma menjadi sorotan utama di kalangan pecinta aktivitas fisik, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Popularitasnya tidak hanya terbatas di Jakarta, tetapi juga menyebar ke Bandung, Surabaya, Bali, dan kota-kota lainnya. Tren ini menunjukkan bahwa padel tidak sekadar mode sesaat, tetapi mulai menjadi bagian dari gaya hidup sehat berbagai kalangan.
Menurut Hartono Soekwanto, pegiat padel di Bandung, olahraga ini memiliki daya tarik utama karena mudah dimainkan oleh semua orang. “Perkembangan padel ini memang luar biasa karena memang mudah untuk dimainkan siapapun. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, sehingga olahraga ini sangat bagus buat rekreasi sehat bersama keluarga,” ujarnya.
Pernyataan ini menjadi inti dari mengapa padel begitu cepat diterima masyarakat luas.
Pada pandangan awal, padel mungkin tampak mirip dengan tenis. Namun sejatinya, olahraga ini membawa pengalaman berbeda yang membuatnya lebih mudah diakses. Lapangan padel berukuran lebih kecil 20 meter panjang dan 10 meter lebar hanya sepertiga luas lapangan tenis. Ukuran yang ringkas membuat permainan terasa lebih ringan dan tidak melelahkan bagi pemain.
Baca JugaTumis Daun Singkong, Kelezatan Kuliner Tradisi yang Bertahan
Selain ukuran, kualitas lapangan memainkan peran penting dalam kenyamanan. Hartono menjelaskan bahwa permukaan lapangan padel lebih empuk dan aman, berbeda dengan lapangan tenis yang keras. “Lantai lapangan padel pun lebih aman karena tidak sekeras lapangan tennis, apalagi sol untuk sepatu khusus padel lebih empuk dan ini lebih aman bagi mereka yang sudah di atas 40 tahun karena biasanya suka bermasalah di persendian,” ujarnya. Inilah yang menjadikan padel olahraga inklusif, cocok untuk berbagai usia bahkan orang lanjut usia.
Pengalaman pribadi Hartono juga membuktikan kelebihan alternatif olahraga ini. Dulu ia aktif bermain tenis dan pernah bertanding bersama mantan atlet nasional Bonit Wiryawan di kejuaraan master. Namun seiring bertambahnya usia, ia merasakan keterbatasan dalam berlari mengejar bola di lapangan tenis. “Kalau usia masih di bawah 40 tahun, kita masih bisa berlari mengejar bola di lapangan tennis. Tapi kalau sudah di usia seperti saya, ya sudah sulit untuk covering lapangan tenis dan padel akhirnya jadi pilihan saya berolahraga.”
Lebih dari sekadar menyenangkan, padel juga memberi manfaat kesehatan signifikan. Hartono menyebut bahwa ia merasakan manfaat nyata bagi kondisi kesehatannya. “Tak hanya keluar keringat saja dan bikin badan lebih bugar, main padel ini bisa stabilkan gula darah saya. Jadi olahraga ini bagus buat penderita diabetes. Tidak terlalu banyak lari, kardio-nya dapet banyak, dan tidak terlalu memaksa jantung kerja lebih keras,” tuturnya. Artinya, padel bisa menjadi solusi aktivitas rendah risiko bagi mereka yang punya masalah kesehatan tertentu, seperti diabetes atau gangguan persendian.
Walaupun risikonya rendah, persiapan tetap penting agar cedera dapat diminimalkan. Hartono menekankan pentingnya pemanasan, terutama pada bagian tangan, siku, dan bahu. Raket padel lebih berat dibanding raket tenis pemula sekitar 335–355 gram, sedangkan raket tenis pemula 225–260 gram. “Kalau tidak hati-hati dan pemanasan lebih dulu sebelum bermain padel, risiko cedera siku atau otot sendi tangan bisa saja terjadi,” jelasnya. Inilah sebabnya, rutinitas pemanasan tetap menjadi bagian integral dari sesi padel.
Fasilitas yang memadai turut memperkuat daya tarik olahraga ini. Hartono memberikan contoh lapangan PadelPlush di Bandung yang memenuhi standar internasional. Menurutnya, karpet lantai lapangan benar-benar rata dan permukaannya konsisten di seluruh bagian. Atap lapangan mencapai 15 meter, memungkinkan sirkulasi udara baik. “Jangan sampai karena sedang booming, pemilik lapangan padel hanya mengejar keuntungan tanpa memikirkan safety dari pemain. Lapangan PadelPlush ini saya lihat cukup baik dan bisa dibilang yang terbaik di Indonesia. Sesuai standar internasional, bahkan atapnya pun cukup tinggi mencapai 15 meter sehingga sirkulasi udaranya sangat baik.”
Adanya fasilitas standar memudahkan orang untuk mulai mencoba padel tanpa ragu. Banyak lapangan padel baru dibuka di kota-kota besar, seiring meningkatnya permintaan. Kehadiran lapangan modern ini mempermudah akses bagi keluarga yang ingin bermain bersama, komunitas yang ingin bersosialisasi, dan bahkan atlet muda yang tertarik dengan cabang olahraga baru.
Lebih menggembirakan lagi, sport padel kini telah diakui secara resmi oleh KONI sebagai cabang olahraga prestasi. “Jadi selain olahraga rekreasi keluarga, padel ini sudah diakui sebagai olahraga prestasi dan menjadi anggota KONI. Meski saat ini masih menjadi olahraga tren musiman, tapi saya yakin ke depan akan terjadi seleksi alam. Mana yang memang benar-benar serius menggeluti olahraga ini, mana yang hanya untuk ikut tren saja,” tutup Hartono.
Dengan begitu, sejumlah elemen kunci yang menjadikan padel populer dapat dirangkum: kemudahan akses, inklusivitas usia, manfaat kesehatan, risiko cedera rendah, fasilitas memadai, serta legalitas dan dukungan formal dari badan olahraga. Kombinasi ini menjadikan padel tidak sekadar tren sesaat, tetapi sebuah gerakan baru dalam dunia olahraga dan gaya hidup sehat.
Seiring bertambahnya jumlah lapangan dan komunitas penggemar, masa depan padel di Indonesia terlihat cerah. Apakah olahraga ini akan terus tumbuh menjadi fenomena nasional atau tetap menjadi pilihan rekreasi musiman, hanya waktu dan keseriusan komunitas yang akan menjawab. Namun satu hal sudah pasti: padel telah membuka ruang baru bagi masyarakat untuk bergerak, bersosialisasi, dan merajut gaya hidup aktif dengan cara yang menyenangkan dan mudah dijangkau.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
AAJI Dorong Inovasi dan Pertumbuhan Premi Jiwa
- 25 Juli 2025
2.
3.
4.
Diskon Tiket Kereta Api: Syarat dan Prosedur
- 25 Juli 2025
5.
Cek Bansos PKH dan BPNT Tahap 3 Lewat HP
- 25 Juli 2025