
JAKARTA - Langkah mengejutkan datang dari ajang Volleyball Nations League (VNL) 2025 sektor putri. Salah satu wakil Asia, Jepang, berhasil menyingkirkan juara bertahan sekaligus tim unggulan asal Eropa, Turki, dalam duel menegangkan di babak delapan besar. Pertandingan ini tidak hanya menghadirkan drama lima set, tetapi juga menjadi panggung bagi dua pemain kunci yang bersinar luar biasa.
Sorotan tertuju pada Yoshino Sato dan Yukiko Wada, dua rekan setim Giovanna Milana di NEC Red Rockets. Penampilan mereka begitu solid dan menjadi bagian penting dari kemenangan Jepang. Bersama kapten tim Mayu Ishikawa, ketiganya mencetak total 49 poin yang menjadi fondasi kemenangan dramatis atas Turki.
Pertandingan Jepang melawan Turki di fase perempat final berlangsung ketat sejak awal. Set pertama dikuasai Jepang dengan skor 25-21. Namun Turki, dengan barisan bintang seperti Melissa Vargas, Zehra Gunes, Ebrar Karakurt, dan Alexia Carutasu, langsung bangkit di set kedua dan menundukkan Jepang dengan telak 16-25.
Baca JugaTumis Daun Singkong, Kelezatan Kuliner Tradisi yang Bertahan
Pergulatan terus berlanjut di set ketiga. Jepang menunjukkan kekuatan mental yang luar biasa dengan kembali unggul 25-20. Tapi semangat tim Turki belum padam, dan set keempat pun berhasil mereka rebut dengan skor 22-25. Kedudukan imbang 2-2 memaksa pertandingan ditentukan dalam set kelima.
Di set penentuan, performa Jepang melonjak tajam. Tim asuhan Ferhat Akbas tampil disiplin dan energik, menyudahi perlawanan Turki dengan skor meyakinkan 15-9. Dengan hasil ini, Jepang memastikan satu tempat di babak semifinal dan akan menghadapi Brasil, tim kuat lainnya yang juga melaju ke empat besar.
Di balik kemenangan ini, peran pelatih Ferhat Akbas layak diapresiasi. Ia bukan hanya sukses menyatukan potensi para pemain muda dan senior Jepang, tetapi juga mampu mengantisipasi absennya outside hitter andalan, Sarina Koga. Keputusan Akbas untuk mempercayakan peran lebih besar kepada Sato dan Wada terbukti tepat. Menariknya, Akbas sendiri berasal dari Turki, negara yang justru menjadi lawan yang ia kalahkan dalam pertandingan ini.
“Ferhat tahu betul karakter permainan Turki, dan itu terlihat dari strategi yang diterapkan,” komentar seorang pengamat pertandingan. Dengan pengalaman serta pendekatan taktis yang matang, ia mampu membentuk tim Jepang menjadi kolektif yang solid dan kompetitif.
Khusus untuk Yukiko Wada dan Yoshino Sato, performa mereka dalam pertandingan ini layak diacungi jempol. Kedua pemain ini tidak hanya tangguh dalam bertahan, tetapi juga produktif dalam serangan. Didukung oleh ketenangan dan ketangguhan Mayu Ishikawa, permainan tim Jepang terlihat sangat padu dan nyaris tanpa celah di momen-momen krusial.
Mayu Ishikawa sendiri menjadi contoh konsistensi. Bermain di kasta tertinggi liga voli Italia telah membentuk dirinya menjadi pemain yang matang dan mampu mengontrol tempo permainan. Dalam laga penting seperti ini, kehadiran seorang pemimpin seperti Ishikawa sangat dibutuhkan. Dan ia berhasil menjalankan peran tersebut dengan sangat baik.
Kemenangan atas Turki ini bukan hanya berarti lolos ke semifinal bagi Jepang, tetapi juga menjadi sinyal kuat bahwa tim ini layak diperhitungkan dalam perebutan gelar juara VNL 2025. Tidak banyak yang memprediksi Jepang akan mampu menyingkirkan tim sekelas Turki, apalagi setelah mereka kehilangan salah satu pemain kunci.
Namun, justru dalam tekanan itu, Jepang memperlihatkan kekuatan kolektif yang luar biasa. Kerja sama antar pemain, komunikasi yang efektif, serta mental bertanding yang matang menjadi kunci utama keberhasilan mereka.
Sebaliknya, kekalahan ini menjadi pukulan berat bagi Turki. Datang dengan status unggulan dan diperkuat oleh nama-nama besar, ekspektasi terhadap mereka sangat tinggi. Namun, pertandingan ini menunjukkan bahwa kekuatan individu tidak selalu cukup untuk memenangkan laga, terutama ketika menghadapi tim yang memiliki disiplin dan semangat kolektif tinggi seperti Jepang.
Tim Jepang kini tinggal selangkah lagi menuju partai puncak. Pertemuan mereka dengan Brasil di semifinal dipastikan akan menjadi laga yang tidak kalah sengit. Brasil dikenal memiliki tradisi voli yang kuat dan diperkuat pemain-pemain bertalenta. Namun dengan momentum dan semangat juang yang saat ini dimiliki Jepang, peluang tetap terbuka.
Terlebih, jika performa trio Ishikawa, Sato, dan Wada kembali konsisten seperti saat melawan Turki, maka kejutan lainnya bukan tidak mungkin akan kembali terjadi.
Kemenangan atas Turki ini juga memberi pesan kuat tentang pentingnya regenerasi dalam dunia olahraga. Jepang membuktikan bahwa kehilangan satu pemain penting bisa diatasi jika sistem pengembangan pemain berjalan baik dan pelatih mampu memaksimalkan potensi tim. Di bawah tangan Ferhat Akbas, Jepang bukan hanya bermain apik, tetapi juga menjadi tim yang menyenangkan untuk ditonton.
Sebagai satu dari dua wakil Asia yang melangkah ke delapan besar, pencapaian Jepang ini memberikan inspirasi tersendiri bagi negara-negara Asia lainnya. Bahwa dengan pendekatan tepat, kerja keras, dan strategi yang matang, negara-negara dari kawasan ini bisa bersaing di level tertinggi dunia.
Kini, perhatian tertuju ke babak semifinal. Mampukah Jepang kembali membuat kejutan dan melangkah ke final? Atau justru Brasil yang akan menghentikan langkah mereka? Yang pasti, pertandingan berikutnya akan menjadi momen penting dalam perjalanan Jepang di VNL 2025.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Daftar SPKLU Listrik di Jakarta 2025
- 25 Juli 2025
3.
NTT Dorong Energi Terbarukan Lewat Panas Bumi
- 25 Juli 2025
4.
Pilihan Rumah Murah di Banjarmasin Mulai Rp 142 Juta
- 25 Juli 2025
5.
Jadwal Kapal Pelni KM Lambelu Juli Agustus 2025
- 25 Juli 2025