
JAKARTA - Luka Modric mungkin telah berusia 39 tahun, tetapi semangat dan kecintaannya terhadap sepak bola belum memudar. Kepindahannya ke AC Milan menandakan bahwa gelandang asal Kroasia itu masih memiliki hasrat kuat untuk tampil di level tertinggi dan belum berniat mengakhiri kariernya dalam waktu dekat.
Sebagai pemain anyar di skuad Rossoneri, Modric menandatangani kontrak berdurasi satu tahun dengan opsi perpanjangan satu musim tambahan. Ia datang ke Milan dengan status bebas transfer setelah tidak memperpanjang masa baktinya di Real Madrid—klub yang telah ia bela selama lebih dari satu dekade dan mempersembahkan berbagai gelar prestisius, baik domestik maupun internasional.
Kedatangan Modric ke klub raksasa Serie A itu menjadi sorotan, terutama karena usia yang tak lagi muda. Namun, ia dengan tegas menyatakan bahwa dirinya masih mampu berkontribusi secara maksimal dan belum terpikirkan untuk gantung sepatu. Semangatnya terhadap permainan justru menjadi bahan bakar utama untuk terus melangkah.
Baca Juga
"Saya selalu katakan bahwa hal terpenting bagi saya adalah cinta. Cinta terhadap permainan dan sepak bola," ujar Modric dalam pernyataan resminya.
Ia melanjutkan bahwa selama perasaan itu masih hidup dalam dirinya, ia akan terus bermain dan menjaga performa terbaik. Cinta terhadap sepak bola menjadi alasan terbesar mengapa ia tetap bertahan dan memilih tantangan baru bersama Milan.
"Saya masih memiliki perasaan itu, saya merasakannya dalam diri saya. Itu yang mendorong saya," tegasnya.
Tak hanya semangat, Modric juga dikenal sebagai pemain yang sangat disiplin. Ia memiliki komitmen tinggi terhadap kebugaran fisik dan mental, serta menjalani gaya hidup sehat yang menopang kariernya hingga usia hampir kepala empat.
"Kemudian ada juga fakta bahwa saya bekerja keras, mempersiapkan diri agar menjadi versi terbaik diri saya, dan menjalani gaya hidup sehat," pungkas Modric.
AC Milan tentu tidak mendatangkan Modric hanya sebagai simbol atau nama besar. Klub berharap kehadiran Modric bisa memberikan nilai tambah nyata di atas lapangan dan menjadi pembimbing bagi para pemain muda. Modric, dengan pengalaman panjang di level klub dan internasional, dipercaya akan menjadi pemimpin di lini tengah yang mampu membawa ketenangan, kreativitas, dan visi permainan.
Gaya bermain Modric yang elegan dan efisien diprediksi akan sangat cocok dengan filosofi permainan Milan. Ia bukan hanya seorang pengatur tempo, tetapi juga kreator serangan yang mampu mengubah ritme permainan dalam sekejap. Keberadaannya di ruang ganti juga dinilai akan memberi dampak besar, terutama dalam membangun mentalitas juara di dalam tim.
Perjalanan karier Modric di Real Madrid merupakan bukti nyata konsistensi dan kelasnya. Ia membantu klub tersebut meraih lima trofi Liga Champions, beberapa gelar La Liga, Copa del Rey, serta menjadi bagian penting dari lini tengah legendaris bersama Toni Kroos dan Casemiro. Namun, Modric merasa kariernya belum selesai.
Keputusannya pindah ke Milan tidak semata-mata karena keinginan untuk mencoba liga baru, tetapi juga sebagai bagian dari ambisinya untuk terus bersaing di level kompetitif. Serie A, yang dikenal dengan kedisiplinan taktik dan intensitas tinggi, akan menjadi ujian baru bagi Modric, tetapi bukan sesuatu yang tidak mampu ia hadapi.
Dari sudut pandang manajemen Milan, mendatangkan Modric adalah langkah strategis. Mereka tidak hanya mendapatkan pemain berkelas dunia, tetapi juga figur panutan dengan sikap profesional yang luar biasa. Pemain muda seperti Tijjani Reijnders, Yacine Adli, dan Tommaso Pobega akan banyak belajar dari kehadiran Modric, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Kehadiran Modric juga membawa angin segar bagi para pendukung Milan. Banyak dari mereka yang menyambutnya dengan antusias karena percaya bahwa pengalaman dan kecerdikan Modric akan memberikan dimensi baru dalam permainan tim. Ia dianggap sebagai pembelian yang cerdas untuk jangka pendek, sambil tetap memberi dampak jangka panjang bagi pengembangan tim.
Modric sendiri tidak melihat usianya sebagai penghalang. Ia menyadari bahwa fase akhir karier memang tidak terelakkan, tetapi selama tubuh dan pikirannya masih sanggup bersaing, ia akan terus berjuang. Baginya, pensiun bukanlah keputusan yang harus diambil hanya karena usia, melainkan soal perasaan terhadap permainan itu sendiri.
Baginya, bermain sepak bola bukan sekadar pekerjaan atau kewajiban profesional. Ini adalah panggilan hati. Dan selama panggilan itu masih ada, ia akan terus menjawabnya dengan kerja keras dan dedikasi.
Milan kini menantikan kontribusi nyata dari sang maestro Kroasia. Dengan pengalaman internasional, kreativitas, serta ketenangan dalam mengatur permainan, Modric diharapkan mampu membantu Milan kembali meraih kejayaan baik di kompetisi domestik maupun di panggung Eropa.
Waktu akan membuktikan seberapa besar pengaruh Modric di San Siro. Namun yang jelas, keputusannya untuk terus bermain di usia yang hampir 40 tahun adalah bukti bahwa semangat dan cinta terhadap sepak bola bisa menjadi kekuatan besar yang mengalahkan usia.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Digitalisasi Logistik Dorong Efisiensi dan Keberlanjutan Sektor Pertambangan
- Kamis, 17 Juli 2025
Berita Lainnya
Digitalisasi Logistik Dorong Efisiensi dan Keberlanjutan Sektor Pertambangan
- Kamis, 17 Juli 2025