
JAKARTA - Program cek kesehatan gratis (CKG) untuk siswa sekolah segera dimulai dan menjadi bagian dari langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan akses layanan kesehatan sejak usia dini. Inisiatif ini ditargetkan menjangkau jutaan pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA, melalui pelaksanaan bertahap di seluruh Indonesia.
Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, menyiapkan program ini tidak hanya sebagai skrining fisik, tetapi juga memeriksa kondisi kesehatan jiwa para siswa. Dengan target ambisius mencapai 125 juta penerima manfaat, program ini menyasar lebih dari 100 juta peserta tambahan dari kalangan pelajar.
"Nanti bulan Agustus kami akan mulai melakukan cek kesehatan gratis di sekolah-sekolah," ujar Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan, Maria Endang Sumiwi, dalam konferensi pers virtual, Kamis, 12 Juni 2025.
Baca Juga
Program ini akan dilaksanakan di sekolah-sekolah dan puskesmas, yang menurut Kementerian Kesehatan adalah jalur paling efisien mengingat jumlah dan lokasi fasilitas pendidikan yang tersebar luas dan tidak berpindah-pindah. Ada lebih dari 250 ribu sekolah yang akan menjadi tempat pelaksanaan program ini.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa skrining kesehatan telah disiapkan untuk sekitar 53 juta siswa dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Pelaksanaan dimulai secara bertahap, diawali dari sekolah di bawah Kementerian Sosial mulai 7 Juli 2025.
"Ini adalah program untuk memastikan masyarakat Indonesia tetap sehat, jangan sampai sakit, apalagi putra-putri bangsa," kata Budi usai rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan di Jakarta, Kamis, 3 Juli 2025.
Setelah pelaksanaan di sekolah rakyat, tahap berikutnya dimulai pada Agustus, yakni di sekolah-sekolah di bawah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, dan terakhir menyasar satuan pendidikan yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.
Budi juga menjelaskan bahwa bentuk skrining akan disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa. Untuk siswa SD yang berada dalam rentang usia 7 hingga 12 tahun, cakupan pemeriksaan mencakup berbagai aspek kesehatan dasar.
Pemeriksaan tersebut antara lain meliputi: status gizi, kebiasaan merokok, tingkat aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, kondisi tuberkulosis (TBC), kesehatan mata, telinga, gigi, serta pemeriksaan kesehatan jiwa.
"Yang akan dilakukan di sekolah, yaitu SD, SMP, SMA itu beda-beda paket tesnya. Ada masalah kesehatan fisik, ada juga kesehatan jiwa," ungkap Budi.
Pendekatan ini diharapkan mampu memberikan gambaran komprehensif mengenai kondisi kesehatan peserta didik, sekaligus menjadi basis data penting bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan kesehatan yang lebih tepat sasaran di masa depan.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti turut mendukung program ini dan menyampaikan bahwa koordinasi telah dilakukan dengan satuan pendidikan di berbagai wilayah. Pihaknya juga telah mempersiapkan waktu pelaksanaan agar tidak mengganggu proses belajar mengajar.
Menurut Mu'ti, pelaksanaan CKG akan dimulai setelah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selesai. MPLS sendiri dijadwalkan berlangsung selama satu pekan mulai 14 Juli 2025, kemudian dilanjutkan dengan persiapan akademik.
"MPLS dulu selama satu pekan di 14 Juli, kemudian sepekan berikutnya, sekolah mempersiapkan kalender akademik dan kami rencanakan Kementerian Kesehatan untuk bisa dimulai di bulan Agustus 2025," jelas Mu'ti.
Syarat Mengikuti Cek Kesehatan Gratis di Sekolah
Untuk mengikuti program ini, ada sejumlah ketentuan dan tahapan yang harus diperhatikan oleh siswa dan orang tua, antara lain:
Pendaftaran Melalui Aplikasi
Siswa atau orang tua diwajibkan melakukan pendaftaran melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile atau melalui WhatsApp Chatbot Kemenkes RI.
Terdaftar Sebagai Peserta JKN
Salah satu syarat utama adalah siswa harus terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau memiliki kartu JKN aktif.
Persiapan Sebelum Pelaksanaan Pemeriksaan
Beberapa langkah persiapan harus dilakukan sebelum hari pemeriksaan, meliputi:
Orang tua, wali, atau siswa wajib mengisi Informed Consent sebagai bentuk persetujuan mengikuti kegiatan.
H-7 sebelum pemeriksaan, siswa harus mengisi kuesioner skrining secara mandiri, atau dibantu oleh orang tua atau wali.
Untuk siswa yang tidak memiliki ponsel, sekolah dapat melakukan pendaftaran melalui Website ASIK menggunakan link atau QR code.
Pastikan seluruh data dalam kuesioner telah terisi lengkap dan siswa aktif berpartisipasi saat hari pemeriksaan berlangsung.
Langkah-langkah di atas bertujuan agar pelaksanaan skrining berlangsung lancar dan menghasilkan data yang akurat untuk ditindaklanjuti oleh tenaga medis. Pemerintah juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif sekolah, orang tua, serta fasilitas layanan kesehatan untuk menyukseskan program ini.
Melalui program ini, diharapkan deteksi dini terhadap gangguan kesehatan pada anak usia sekolah dapat dilakukan secara menyeluruh. Dengan demikian, masalah kesehatan dapat segera ditangani sebelum berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.
Cek kesehatan gratis bukan hanya soal fisik, tetapi juga komitmen negara dalam menjaga kualitas generasi muda. Melalui sinergi lintas kementerian dan dukungan masyarakat, program ini menjadi langkah penting menuju Indonesia yang lebih sehat dan siap menghadapi masa depan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Cek Tarif Listrik 2025 Lengkap per Golongan
- 26 Juli 2025
3.
4.
Empat Tambang Nikel RI Masuk Daftar Dunia
- 26 Juli 2025
5.
Intip Rumah Murah Majalengka Rp 160 Jutaan
- 26 Juli 2025