
JAKARTA - Indonesia berada pada posisi strategis dalam peta ekonomi dunia berkat perkembangan pesat industri halal. Peluncuran laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024/2025 menunjukkan bahwa Indonesia masih bertahan di peringkat ketiga dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI). Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran pemerintah, kebijakan nasional yang mendukung, serta ekosistem ekonomi halal yang terus tumbuh dan berkembang.
Salah satu kekuatan utama Indonesia adalah sektor fesyen muslim (modest fashion), yang menempatkan negara ini sebagai peringkat pertama dunia. Selain itu, Indonesia juga unggul dalam sektor wisata ramah muslim (muslim friendly travel) dan farmasi serta kosmetik halal, menempati posisi kedua untuk kedua sektor tersebut. Di bidang makanan halal, Indonesia menempati peringkat keempat, sementara sektor keuangan Islam dan media rekreasi masing-masing berada di posisi keenam dan ketujuh.
Kondisi ini memberikan gambaran jelas bahwa industri halal merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, di sisi lain, pertumbuhan ekonomi nasional masih bergerak di angka sekitar 5%. Pada tahun 2024, pertumbuhan ekonomi tercatat 5,02%, dan pada kuartal pertama 2025 turun sedikit menjadi 4,87%. Proyeksi dari lembaga internasional seperti Bank Dunia dan IMF memperkirakan perlambatan lebih lanjut dengan angka 4,7%, lebih rendah dari estimasi awal 5,10%. Dengan demikian, diperlukan sumber pertumbuhan baru yang dapat menopang ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Baca Juga
Industri halal menjadi solusi strategis. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim sebesar 87%, Indonesia memiliki potensi pasar domestik yang sangat besar. Ditambah dengan sumber daya alam melimpah dan komitmen kuat dari pemerintah serta masyarakat terhadap produk halal, Indonesia memiliki fondasi yang kuat untuk menjadikan industri halal sebagai motor penggerak ekonomi.
Sepanjang tahun 2024, perkembangan sektor halal di Indonesia sangat menggembirakan. Hal ini didukung oleh kinerja sektor halal value chain (HVC) yang menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan signifikan pada beberapa sektor unggulan. Sektor HVC sendiri kini menyumbang sekitar 25% dari total perekonomian nasional, menegaskan perannya sebagai penopang utama ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Lebih jauh lagi, posisi Indonesia di pasar global semakin diperkuat. Data Bank Indonesia tahun 2023 menunjukkan pangsa pasar industri halal Indonesia mencapai 11,34% dari pasar global, dan diprediksi akan meningkat menjadi 14,96% pada tahun 2025. Tren ini juga tercermin dari nilai ekspor produk halal Indonesia yang tumbuh 7,08% pada 2024, dengan total mencapai US$ 51,4 miliar. Sektor makanan dan minuman menyumbang sekitar 81,16% dari total ekspor produk halal.
Selain data perdagangan, terdapat perubahan perilaku konsumen yang juga mendorong perkembangan industri halal. Pada 2022, belanja konsumen global untuk produk halal mencapai US$ 2,29 triliun dan diperkirakan akan naik menjadi US$ 3,36 triliun pada 2028, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 5,3%. Peningkatan kesadaran dan preferensi halal lifestyle ini membuka peluang pasar yang sangat besar bagi pelaku industri halal Indonesia.
Peningkatan regulasi menjadi salah satu faktor kunci untuk mengakselerasi perkembangan industri halal. Kebijakan wajib sertifikasi halal yang mulai diberlakukan pada 2024 memberikan kepastian hukum terhadap produk halal yang beredar di pasar. Sertifikat halal ini tidak hanya memberikan jaminan kehalalan bagi konsumen, tetapi juga menambah nilai tambah dan daya saing bagi pelaku usaha, sehingga produk halal Indonesia dapat menembus pasar ekspor lebih luas, terutama di negara-negara dengan populasi muslim besar.
Selain itu, Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) mencatatkan diri sebagai pusat investasi utama dalam ekonomi halal global. Pada tahun 2023, UEA menyelesaikan 50 kesepakatan investasi senilai US$ 1,53 miliar, sementara Indonesia menyelesaikan 40 kesepakatan dengan nilai investasi mencapai US$ 1,60 miliar. Angka ini menunjukkan minat investor global terhadap potensi ekonomi halal di Indonesia, sekaligus mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam industri halal dunia.
Dalam konteks ekonomi syariah, perkembangan juga sangat positif. Pada tahun 2024, kontribusi usaha dan pembiayaan syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 46,71%. Angka ini memperlihatkan peran yang semakin besar dari ekonomi syariah dalam perekonomian nasional dan menunjukkan potensi besar sektor ini sebagai pendorong pertumbuhan di masa depan.
Untuk itu, pengembangan sektor-sektor utama ekonomi syariah seperti industri halal, pembiayaan syariah, dan kewirausahaan berbasis syariah menjadi fokus utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi riil. Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2029. Strategi pengembangan ini menuntut sinergi yang kuat antara kebijakan, inovasi, dan penguatan ekosistem.
Lebih dari itu, penguatan infrastruktur kelembagaan, penyederhanaan regulasi, serta promosi industri halal secara menyeluruh menjadi kunci keberhasilan jangka panjang. Indonesia harus mampu menghadirkan ekosistem yang mendukung perkembangan produk halal, dari hulu ke hilir, agar mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional.
Inovasi produk halal berbasis bahan baku dalam negeri juga sangat penting untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia. Selain itu, akselerasi proses sertifikasi halal harus terus diupayakan agar produk-produk baru lebih cepat masuk pasar dan mendapat pengakuan halal yang sah.
Dengan strategi ini, industri halal bukan hanya dapat meningkatkan nilai ekonomi nasional, tetapi juga membuka peluang investasi, menciptakan lapangan kerja, dan menambah devisa negara. Ke depan, industri halal diharapkan menjadi arus utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dan halal global.
Kesimpulannya, industri halal memiliki peran vital dalam perekonomian Indonesia. Dengan dukungan kebijakan, inovasi, dan penguatan ekosistem, Indonesia berpotensi menjadi pusat produksi, distribusi, dan investasi produk halal dunia. Hal ini membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi di era globalisasi.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.