Belajar Bukan Hanya Hafalan, Pendidikan Bentuk Karakter Seutuhnya

Senin, 14 Juli 2025 | 13:45:31 WIB
Belajar Bukan Hanya Hafalan, Pendidikan Bentuk Karakter Seutuhnya

JAKARTA - Dalam dunia pendidikan modern, pemahaman mengenai proses belajar mengalami pergeseran penting. Tidak lagi semata-mata dianggap sebagai kegiatan menghafal fakta atau menerima informasi dari guru, belajar kini dipahami sebagai proses aktif yang melibatkan emosi, pengalaman, dan refleksi. Paradigma ini disoroti dengan jelas dalam buku Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran karya Dr. Gusnarib Wahab, M.Pd dan Rosnawati, M.Pd, yang menjadi rujukan penting di lingkungan akademik, khususnya di IAIN Palu.

Belajar: Aktivitas Mental yang Mengubah Perilaku

Dalam buku setebal 74 halaman tersebut, Wahab dan Rosnawati menjelaskan bahwa belajar adalah aktivitas mental yang menyebabkan perubahan perilaku yang relatif permanen. Proses ini tidak bisa dilihat secara instan, namun dapat diamati melalui perubahan sikap, kebiasaan, dan cara berpikir peserta didik. Perubahan ini mencakup tiga aspek penting: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap dan emosi), serta psikomotor (keterampilan fisik).

Lebih dari sekadar pencapaian nilai akademik, proses belajar idealnya menciptakan pemahaman yang mendalam dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, belajar perlu melibatkan keterlibatan aktif peserta didik, bukan hanya sekadar menjadi objek yang menerima informasi.

Peran Guru sebagai Fasilitator, Bukan Sumber Tunggal

Salah satu pendekatan penting yang ditawarkan dalam buku ini adalah teori konstruktivisme, sebuah pandangan bahwa pengetahuan dibangun secara aktif oleh peserta didik melalui pengalaman dan keterlibatan langsung dalam proses belajar. Dalam kerangka ini, guru tidak lagi diposisikan sebagai satu-satunya sumber informasi, tetapi sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk menemukan dan mengembangkan pengetahuannya sendiri.

"Belajar tidak sekadar mengumpulkan fakta, tapi lebih dari itu, peserta didik membangun sendiri pengetahuannya melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan," tulis Wahab dan Rosnawati.

Pernyataan tersebut memperkuat pentingnya pendekatan pembelajaran yang partisipatif, di mana siswa didorong untuk berdiskusi, mencoba, gagal, dan kemudian belajar dari pengalaman tersebut. Hal ini tentu membutuhkan desain pembelajaran yang terbuka, fleksibel, dan kontekstual.

Memahami Karakteristik Anak dalam Proses Belajar

Buku ini juga menyoroti pentingnya memperhatikan karakteristik belajar anak. Tiap anak memiliki tahapan perkembangan yang berbeda, sehingga pendekatan pembelajaran pun perlu disesuaikan. Suasana belajar yang menyenangkan menjadi salah satu kunci agar anak merasa nyaman dan tertarik untuk terlibat dalam proses belajar.

“Anak-anak belajar paling baik melalui bermain, pengalaman langsung, dan pendekatan tematik yang relevan dengan kehidupan mereka,” tulis Rosnawati.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa anak-anak membutuhkan pembelajaran yang bermakna dan dekat dengan dunia mereka. Permainan edukatif, eksplorasi lingkungan, dan kegiatan proyek merupakan contoh metode yang cocok diterapkan, terutama di jenjang pendidikan dasar.

Memadukan Teori Behavioristik, Kognitif, dan Konstruktivistik

Keunggulan buku ini terletak pada pendekatan komprehensifnya, yaitu mengintegrasikan tiga teori belajar utama: behavioristik, kognitif, dan konstruktivistik. Pendekatan behavioristik fokus pada penguatan perilaku melalui stimulus dan respons, sementara pendekatan kognitif menekankan pentingnya proses berpikir dan struktur mental dalam memahami informasi.

Di sisi lain, konstruktivisme mengajak pendidik untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, di mana peserta didik aktif membangun pengetahuannya sendiri. Ketiga pendekatan ini jika dipadukan secara tepat dapat menghasilkan strategi pembelajaran yang tidak hanya efektif, tetapi juga manusiawi.

Belajar Bukan Hanya untuk Ujian

Salah satu kritik tajam yang disampaikan para pakar dalam buku ini adalah kecenderungan lembaga pendidikan yang terlalu fokus pada hasil ujian. Sistem pendidikan sering kali terjebak dalam paradigma menghafal demi mengejar nilai tinggi, sementara esensi belajar yang sesungguhnya yaitu menjadi pribadi yang kritis, kreatif, dan reflektif justru terabaikan.

“Setiap peserta didik semestinya dibimbing untuk menjadi pembelajar sejati yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan adaptif terhadap tantangan zaman,” demikian dijelaskan dalam buku tersebut.

Dengan kata lain, pendidikan tidak seharusnya sekadar menghasilkan lulusan yang mampu menjawab soal-soal ujian, tetapi individu yang mampu memecahkan masalah nyata di masyarakat, berpikir mandiri, serta memiliki empati dan karakter yang baik.

Implikasi untuk Dunia Pendidikan

Pandangan dan konsep yang dikembangkan Wahab dan Rosnawati dalam buku ini memberikan banyak masukan berharga bagi pendidik, pembuat kebijakan, maupun orang tua. Jika dunia pendidikan hanya menilai pencapaian dari nilai rapor atau skor ujian nasional, maka proses belajar akan kehilangan ruhnya sebagai proses transformasi diri.

Sudah saatnya lembaga pendidikan menyusun kembali strategi pembelajaran yang menekankan pada proses, bukan hanya hasil. Guru perlu dilatih untuk menjadi fasilitator yang mendorong eksplorasi, kolaborasi, dan pemikiran kritis. Di sisi lain, siswa perlu diberikan ruang untuk berproses, membuat kesalahan, dan belajar dari pengalaman mereka.

Proses belajar yang efektif tidak bisa dibangun hanya di atas tumpukan informasi dan hafalan. Belajar adalah perjalanan panjang yang melibatkan pemahaman mendalam, pengalaman nyata, dan refleksi terus-menerus. Dengan memadukan teori dan pendekatan yang sesuai, serta membangun lingkungan belajar yang suportif, pendidikan bisa menjadi alat transformasi yang sesungguhnya.

Melalui buku Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Wahab dan Rosnawati mengingatkan kita semua bahwa pendidikan bukan sekadar rutinitas, melainkan kesempatan untuk membentuk manusia seutuhnya. Maka mari arahkan kembali pandangan kita, dari sekadar mengejar angka menuju penciptaan manusia pembelajar sepanjang hayat.

Terkini

Mahasiswa Mandiri Finansial Sukses Lewat Freelance

Selasa, 19 Agustus 2025 | 12:51:58 WIB

Peluang Duel Chimaev Lawan Makhachev di UFC

Selasa, 19 Agustus 2025 | 15:45:46 WIB

Wingko Babat Hidupkan Kuliner Tradisional Palembang

Selasa, 19 Agustus 2025 | 15:50:12 WIB

Pendidikan Inklusif Perkuat Anak Hadapi Global

Selasa, 19 Agustus 2025 | 15:54:50 WIB

Arsenal Tunjukkan Taktik Jitu Hadapi Manchester United

Selasa, 19 Agustus 2025 | 16:00:47 WIB