
JAKARTA - Dunia kesehatan kini menghadapi tantangan baru yang tidak bisa dianggap enteng. Penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes, kanker serviks, dan kanker payudara menjadi penyebab utama masalah kesehatan yang dialami masyarakat Indonesia. Tidak seperti penyakit menular yang sering kali dipicu oleh infeksi dari luar, PTM justru berkembang karena gaya hidup yang salah kurang olahraga, pola makan buruk, serta stres berkepanjangan.
Data terbaru dari Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa hipertensi masih menjadi penyumbang terbesar dalam kasus PTM, diikuti oleh diabetes, serta kanker serviks dan payudara yang rentan menyerang perempuan usia produktif. Kondisi ini menjadi alarm keras bahwa pencegahan harus dilakukan sejak dini.
dr. Putu Sukedana, Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Buleleng, mengingatkan bahwa pengobatan PTM tidak cukup hanya dengan obat. Intervensi menyeluruh terhadap pola hidup masyarakat menjadi syarat utama untuk mengatasinya.
Baca Juga
“Pengobatan penyakit tidak menular tidak bisa hanya mengandalkan obat. Penyakit seperti hipertensi dan diabetes membutuhkan peran aktif dari masyarakat sendiri. Misalnya dengan rutin berolahraga, menerapkan pola makan sehat, serta memanfaatkan pengobatan tradisional seperti jamu yang terus kami kembangkan dan sosialisasikan kepada masyarakat,” jelasnya dalam dialog “Hai Bali Ken-ken” di Pro 1 RRI Singaraja.
Menurutnya, kesadaran menjaga kesehatan harus dibarengi dengan kesiapan menghadapi risiko jangka panjang. Artinya, menjaga tubuh bugar saja tidak cukup jika tidak ada perlindungan keuangan ketika penyakit datang tiba-tiba.
Proteksi Finansial, Pilar Kedua Kesehatan
Banyak orang hanya fokus pada aspek fisik dan lupa bahwa aspek finansial sangat menentukan dalam proses pemulihan saat sakit. Di sinilah peran asuransi kesehatan menjadi sangat vital. Selain menanggung biaya pengobatan yang kian mahal, asuransi juga memberikan rasa tenang bagi keluarga.
Hal ini ditegaskan oleh Ayyi Achmad Hidayah, pakar keuangan dari Financial Expert Indonesia. Menurutnya, asuransi kesehatan harus menjadi prioritas utama dalam perencanaan keuangan keluarga.
“Asuransi kesehatan itu yang wajib harus dimiliki pertama. Kenapa? Karena masalah kesehatan itu bisa datang kapan saja, bahkan sejak bayi lahir. Maka dari itu, harus diproteksi sejak dini karena biaya kesehatan itu sangat mahal,” ujar Ayyi.
Ia menyoroti rendahnya tingkat literasi asuransi di masyarakat. Banyak orang baru sadar pentingnya proteksi ketika sudah tertimpa musibah.
“Setelah asuransi kesehatan, barulah asuransi jiwa. Dua produk ini wajib diutamakan, karena bukan hanya untuk melindungi kesehatan, tapi juga menjaga kestabilan keuangan keluarga,” tambahnya.
Asuransi Sebagai Pelengkap Sistem Nasional
Walau Indonesia telah memiliki sistem jaminan kesehatan nasional seperti BPJS, nyatanya masih banyak kebutuhan kesehatan yang belum sepenuhnya terjangkau. Untuk itulah peran asuransi swasta hadir sebagai pelengkap dan penopang utama proteksi individu.
Sigit Panilih, Direktur PertaLife Insurance, menegaskan bahwa asuransi swasta bisa dikembangkan untuk mengisi celah layanan yang tidak ditanggung oleh jaminan kesehatan nasional.
“Kita bisa mengembangkan produk asuransi yang meng-cover pertanggungan yang tidak dicakup BPJS. Jadi menurut saya, ini masih sangat bisa dikembangkan lebih jauh,” ujarnya.
Menurut Sigit, PertaLife Insurance menawarkan solusi proteksi modern yang tidak hanya menjamin perlindungan kesehatan, tetapi juga membuka peluang investasi bagi pemegang polis.
“Kami merancang produk yang tidak hanya memberikan nilai perlindungan yang komprehensif, tetapi juga menyertakan program investasi yang menarik dan menguntungkan. Tujuannya, selain memberikan rasa aman, juga membuka peluang finansial bagi pemegang polis,” tambahnya.
Inovasi Digital Tingkatkan Akses Proteksi
Seiring dengan kemajuan zaman, proteksi asuransi kini tidak lagi rumit dan konvensional. PertaLife bahkan telah meluncurkan Super App PLIFE—aplikasi digital yang memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi produk, layanan klaim, serta memantau investasi dalam satu platform.
Inovasi digital seperti ini menjadi jawaban atas kebutuhan generasi modern yang mendambakan layanan cepat, transparan, dan mudah dipahami. Teknologi menjadi jembatan antara masyarakat dan pemahaman asuransi yang dulu dianggap rumit.
Transformasi ini sekaligus membuktikan bahwa dunia asuransi pun harus terus beradaptasi. Memberikan perlindungan tidak hanya dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk kemudahan dan literasi agar setiap orang tahu cara memanfaatkan proteksi dengan optimal.
Seimbang Antara Kesehatan dan Kesiapan Finansial
Realitas hari ini menunjukkan bahwa ancaman kesehatan tidak hanya menyerang tubuh, tapi juga dapat menggoyang stabilitas ekonomi keluarga. Maka, untuk menghadapi risiko tersebut, tidak cukup hanya dengan menjaga kebugaran fisik. Proteksi finansial melalui asuransi menjadi pilihan strategis yang patut dipertimbangkan sejak dini.
Tubuh sehat tanpa perlindungan finansial sama rapuhnya dengan rekening penuh tanpa menjaga kesehatan. Keduanya harus berjalan beriringan. Gaya hidup sehat harus dilengkapi dengan perlindungan finansial yang matang, dan sebaliknya, kesiapan finansial harus digunakan untuk menunjang kesehatan.
Di tengah era digital, masyarakat sebenarnya memiliki peluang besar untuk hidup lebih tenang, sehat, dan siap menghadapi risiko. Yang dibutuhkan hanyalah langkah cepat dan kesadaran diri bahwa menjaga diri bukan hanya dengan pola makan dan olahraga, tapi juga dengan perlindungan asuransi yang tepat.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
BMKG Jelaskan Cuaca September Secara Lengkap
- 07 September 2025
2.
Kenikmatan Ramen Jepang Kini Menyebar Luas
- 07 September 2025
3.
AirAsia Buka Penerbangan Semarang Kuala Lumpur
- 07 September 2025
4.
Cek Besaran Bansos PKH September 2025 Sekarang
- 07 September 2025
5.
Warga Kotabaru Kini Punya Alternatif Transportasi Publik
- 07 September 2025