Freeport Indonesia Pasok Perak Timbal Perkuat Industri Solder Dalam Negeri

Freeport Indonesia Pasok Perak Timbal Perkuat Industri Solder Dalam Negeri
Freeport Indonesia Pasok Perak Timbal Perkuat Industri Solder Dalam Negeri

JAKARTA - Pengembangan industri hilirisasi logam nasional kembali mendapat dorongan kuat dari PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui kerja sama strategis dengan PT Solder Tin Andalan Indonesia (Stania). Kesepakatan penyediaan logam hasil pemurnian berupa perak dan timbal dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) Freeport kepada Stania menjadi tonggak penting bagi peningkatan kemandirian produksi solder dalam negeri.

Penandatanganan Heads of Agreement (HoA) yang berlangsung di Batam menandai awal kolaborasi yang tidak hanya memperkuat rantai pasok industri logam nasional, tetapi juga memperluas ekosistem hilirisasi yang selama ini menjadi fokus pemerintah.

Sinergi Penguatan Rantai Pasok Lokal

Baca Juga

Tiket Kapal Pelni Surabaya Jakarta Mulai Rp183 Ribu

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan respons terhadap tumbuhnya permintaan bahan logam dari sektor industri dalam negeri, khususnya di bidang solder. PTFI memproduksi perak dan timbal sebagai by product dari proses pemurnian, yang kini dapat dimanfaatkan oleh Stania sebagai bahan baku utama solder tin.

“PTFI memproduksi perak dan timbal sebagai by product dari proses pemurnian. Sekarang sudah ada industri nasional seperti Stania yang siap menyerapnya. Ini sinyal baik bagi penguatan rantai pasok lokal,” ujar Tony Wenas.

Langkah ini memperlihatkan bahwa hilirisasi logam bukan hanya wacana, melainkan sudah memasuki fase implementasi yang konkret, memperkuat ekosistem industri dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan impor.

Dukungan Strategis untuk Industri Kendaraan Listrik

Kolaborasi ini juga memiliki relevansi dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) yang tengah menjadi fokus pemerintah. Tony menegaskan bahwa pasokan logam seperti perak dan timbal dari Freeport turut mendukung agenda strategis tersebut.

“Dengan pasokan bahan logam seperti ini, kami ikut mendorong terciptanya ekosistem hilirisasi dan industri turunan yang berkaitan langsung dengan EV,” katanya.

Hal ini menunjukkan keterkaitan erat antara pengembangan industri logam mulia dengan transformasi energi nasional serta pemanfaatan teknologi hijau, sebuah langkah yang semakin relevan dalam konteks global.

Kapasitas Produksi PMR Freeport yang Menunjang Hilirisasi

Fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) yang dioperasikan oleh Freeport tercatat sebagai salah satu pengolahan logam mulia terbesar di Indonesia. Dengan kapasitas pemurnian hingga 50 ton emas, 200 ton perak, dan produk logam kelompok platinum seperti platinum dan paladium, fasilitas ini merupakan tulang punggung produksi logam mulia nasional.

Per Juli 2025, PMR Freeport telah memproduksi perak batangan dengan target output 100 ton perak serta 2.000 ton timbal hingga akhir tahun. Volume produksi ini menjadikan PMR sebagai pemasok utama bahan baku yang sangat dibutuhkan oleh industri solder dalam negeri.

Meningkatkan Kemandirian Industri Solder Nasional

Direktur Stania, An Sudarno, menekankan pentingnya pasokan bahan baku lokal bagi industri solder di Indonesia. Selama ini, perusahaan masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan produksi solder, khususnya untuk sektor elektronik dan otomotif.

“Selama ini kami masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan produksi. Lewat kerja sama ini, kami mulai mengandalkan pasokan dalam negeri,” jelas Sudarno.

Keberadaan pasokan logam dari Freeport membuka peluang bagi Stania untuk memperkuat posisi industri solder nasional sekaligus menurunkan biaya produksi yang selama ini terdampak oleh fluktuasi harga pasar global dan biaya logistik impor.

Harapan Kolaborasi Jangka Panjang dan Pengembangan Teknologi

Lebih dari sekadar penyediaan bahan baku, kerja sama ini diharapkan berlanjut dalam bentuk kolaborasi riset material, pengembangan teknologi produksi solder, dan ekspansi pasar yang lebih luas, termasuk ke tingkat regional.

Sudarno menyatakan optimisme bahwa sinergi ini tidak hanya memangkas biaya logistik, tetapi juga membangun daya tahan industri solder nasional terhadap gejolak pasar global.

Langkah Berikutnya: Negosiasi Perjanjian Definitif

Kesepakatan awal yang tertuang dalam Heads of Agreement ini akan segera dilanjutkan dengan pembahasan negosiasi perjanjian definitif. Pada tahap tersebut, kedua pihak akan mengatur detail teknis, logistik, serta sinergi pengembangan teknologi produksi agar kerja sama dapat berjalan optimal dan berkelanjutan.

Langkah ini memastikan bahwa kerja sama antara Freeport dan Stania tidak hanya berhenti pada tahap administrasi, tetapi benar-benar terimplementasi secara komprehensif demi memperkuat ekosistem hilirisasi industri logam nasional.

Kolaborasi strategis antara PT Freeport Indonesia dan PT Solder Tin Andalan Indonesia merupakan langkah nyata untuk memperkuat ekosistem industri hilirisasi logam di Tanah Air. Dengan pasokan logam mulia lokal yang semakin terjamin, industri solder nasional mampu meningkatkan kemandirian, daya saing, dan kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi nasional.

Selain itu, sinergi ini sejalan dengan agenda strategis pemerintah dalam membangun industri berbasis hilirisasi, mendukung transformasi energi, serta mengurangi ketergantungan impor bahan baku.

Ke depan, harapan besar ditujukan pada kolaborasi jangka panjang yang akan menggabungkan riset, inovasi teknologi, dan ekspansi pasar untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri solder dan logam berkualitas tinggi di kawasan.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Garuda Indonesia Buka Rute Umrah dari Palembang

Garuda Indonesia Buka Rute Umrah dari Palembang

Strategi Transportasi Rendah Emisi Indonesia

Strategi Transportasi Rendah Emisi Indonesia

Harga Sembako Stabil di Pacitan

Harga Sembako Stabil di Pacitan

Bisnis Rumahan Untung Besar, Modal Minim

Bisnis Rumahan Untung Besar, Modal Minim

Blu by BCA Tawarkan Tiket Transjakarta Rp 4

Blu by BCA Tawarkan Tiket Transjakarta Rp 4