
JAKARTA - Harga minyak mentah menguat pada awal perdagangan hari Senin 14 Juli 2025, memperlihatkan sentimen positif di pasar energi global. Kenaikan ini merupakan kelanjutan dari lonjakan signifikan pada hari Jumat, yang dipicu oleh perkembangan kebijakan internasional terkait sanksi terhadap Rusia serta langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas pasokan minyak dunia.
Pada pukul 00.11 GMT, harga minyak mentah Brent tercatat naik sebesar 8 sen menjadi USD 70,44 per barel, memperpanjang kenaikan 2,51 persen pada Jumat lalu. Di sisi lain, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga meningkat sebesar 5 sen menjadi USD 68,50 per barel, setelah sebelumnya ditutup naik 2,82 persen. Pergerakan ini menunjukkan antusiasme investor terhadap prospek pasar minyak yang semakin kondusif.
Salah satu faktor utama yang mendorong optimisme ini adalah rencana Amerika Serikat untuk memperkuat dukungan militer ke Ukraina dengan mengirimkan rudal pertahanan udara Patriot. Presiden AS, Donald Trump, dijadwalkan akan memberikan pernyataan penting mengenai kebijakan terhadap Rusia pada hari Senin, yang turut menjadi fokus pasar. Langkah ini menegaskan komitmen AS dalam mendukung kestabilan kawasan sekaligus menekan konflik yang berpotensi mengganggu pasokan energi global.
Baca Juga
Trump juga mengungkapkan ketegasan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, yang belum menunjukkan kemajuan berarti dalam mengakhiri perang di Ukraina. Peningkatan pemboman di wilayah Ukraina menambah tekanan internasional agar Moskow segera mencari solusi damai. Dalam konteks ini, Kongres AS tengah membahas rancangan undang-undang bipartisan yang bertujuan menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia, sebagai upaya strategis untuk memperkuat posisi negosiasi dan menjaga kestabilan pasar minyak dunia.
Dukungan serupa datang dari Uni Eropa, yang hampir menyetujui paket sanksi ke-18 terhadap Rusia. Paket ini mencakup pembatasan harga yang lebih rendah untuk minyak Rusia, sebagai bagian dari langkah terkoordinasi untuk menjaga keseimbangan pasar energi. Keputusan ini diambil setelah pertemuan para utusan Uni Eropa pada hari Minggu, menandakan solidaritas dan tekad bersama untuk mendukung kestabilan pasokan minyak global.
Minggu lalu, harga minyak Brent naik sekitar 3 persen dan WTI naik sekitar 2,2 persen. Badan Energi Internasional (IEA) memberikan peringatan positif mengenai potensi pasar minyak global yang semakin ketat. Puncak operasional kilang minyak selama musim panas biasanya mendukung permintaan tinggi, terutama untuk sektor transportasi dan pembangkit listrik, sehingga memperkuat fundamental harga minyak.
Namun, analis dari ANZ menyoroti bahwa kenaikan harga minyak dibatasi oleh data produksi minyak Arab Saudi yang melampaui kuota perjanjian OPEC+. Menurut IEA, produksi minyak Arab Saudi untuk bulan Juni mencapai 9,8 juta barel per hari, lebih tinggi dari target OPEC+ sebesar 9,37 juta barel per hari. Meski demikian, Kementerian Energi Arab Saudi menyatakan bahwa mereka mematuhi kuota produksi sukarela dan pasokan minyak yang dipasarkan tercatat 9,352 juta barel per hari sesuai kesepakatan.
Hal ini menunjukkan bahwa Arab Saudi berperan aktif dalam menjaga stabilitas pasar dengan mematuhi aturan yang disepakati bersama, sekaligus menyesuaikan produksi untuk merespons dinamika pasar. Sikap proaktif ini memberikan sinyal positif kepada investor bahwa produksi minyak utama dunia tetap terkelola dengan baik demi menghindari fluktuasi berlebihan.
Selain itu, pasar juga menantikan data perdagangan komoditas awal dari China yang akan dirilis pada hari Senin sore. Data tersebut sangat dinantikan sebagai indikator permintaan minyak di salah satu negara konsumen terbesar dunia. Jika data menunjukkan permintaan yang solid, hal ini akan semakin menguatkan sentimen positif di pasar minyak global.
Investor juga memantau dengan seksama hasil pembicaraan tarif dagang antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya. Perkembangan dalam dialog ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi global, yang secara tidak langsung dapat mendorong permintaan bahan bakar dan mendukung kenaikan harga minyak.
Dalam situasi ini, pasar minyak sedang berada dalam fase yang optimis. Langkah-langkah koordinasi kebijakan antara negara-negara besar dan organisasi internasional seperti OPEC+ serta IEA, menunjukkan komitmen kolektif untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan minyak dunia. Keseimbangan ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi global sekaligus memastikan pasokan energi yang andal dan berkelanjutan.
Dari sisi geopolitik, tekanan yang diberikan kepada Rusia melalui sanksi dan dukungan kepada Ukraina menunjukkan adanya upaya serius untuk menyelesaikan konflik dengan cara damai yang berujung pada stabilitas kawasan. Ini menjadi kabar baik bagi pasar energi yang selama ini terganggu oleh ketidakpastian geopolitik.
Secara keseluruhan, kondisi ini memberikan gambaran bahwa pasar minyak global tengah mengalami masa yang positif dengan peluang stabilisasi harga di tengah tantangan yang ada. Kebijakan pemerintah dan tindakan organisasi internasional yang responsif terhadap kondisi pasar energi menjadi faktor kunci dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan keamanan energi.
Para pelaku industri minyak dan energi di seluruh dunia diharapkan dapat terus memantau perkembangan ini untuk mengambil keputusan strategis yang mendukung keberlanjutan pasar dan kesejahteraan konsumen. Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan koordinasi internasional yang kuat, prospek pasar minyak ke depan terlihat lebih cerah dan menjanjikan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Kolaborasi REI Bali Expo Majukan Sektor Properti
- 14 Juli 2025
2.
BMKG Peringatkan Cuaca Buruk di Sabang
- 14 Juli 2025
3.
BMKG Waspadai Penyeberangan Namlea
- 14 Juli 2025
4.
Bansos Tunai Rp200 Ribu Kembali Disalurkan
- 14 Juli 2025
5.
Ajukan KUR BRI 2025 Online
- 14 Juli 2025