
JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila untuk pertama kalinya di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada Rabu, 1 Oktober 2025.
Upacara ini berlangsung sekitar 45 menit dan menjadi momen penting untuk memperkokoh kembali semangat dan komitmen bangsa Indonesia terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.
Pada pukul 08.00 WIB, Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming tiba secara bersamaan di lapangan upacara. Prabowo mengambil posisi sebagai inspektur upacara di mimbar utama, sementara Gibran mengikuti jalannya upacara dari barisan peserta.
Baca Juga
Upacara ini dihadiri oleh Menteri Kabinet Merah Putih, pimpinan lembaga tinggi negara, duta besar negara sahabat, unsur TNI/Polri, serta pelajar dari berbagai daerah.
Pelaksanaan Upacara: Penghormatan dan Penguatan Nilai Pancasila
Presiden Prabowo mengenakan pakaian sipil lengkap berwarna abu-abu, dipadukan dengan peci dan kacamata hitam, menunjukkan wibawa serta keseriusan dalam menjalankan tugasnya sebagai inspektur upacara.
Sementara itu, Wakil Presiden Gibran mengenakan pakaian hitam lengkap dengan peci hitam, memperlihatkan sikap hormat dan khidmat selama pelaksanaan upacara.
Komandan upacara, Kolonel Pnb Amry Taufany, yang juga Kepala Dinas Operasi Lanud Supandio Pontianak, Kalimantan Barat, memimpin jalannya upacara dengan penuh disiplin. Rangkaian dimulai dengan penghormatan kebesaran dan laporan komandan upacara kepada Presiden.
Selanjutnya, Presiden Prabowo memimpin mengheningkan cipta sebagai penghormatan dan kenangan atas jasa para pahlawan revolusi.
“Marilah kita sejenak mengenang arwah dan jasa-jasa para pahlawan revolusi dan para pendahulu kita yang telah berkorban untuk kedaulatan, kehormatan, kemerdekaan bangsa Indonesia, dan untuk mempertahankan Pancasila,” tegas Presiden.
Pembacaan Teks dan Ikrar Pancasila: Peneguhan Ideologi Bangsa
Rangkaian upacara dilanjutkan dengan pembacaan teks Pancasila oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Muzani. Kemudian, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Yorrys Raweyai membacakan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Salah satu puncak upacara terjadi saat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani membaca dan menandatangani ikrar setia kepada Pancasila.
Puan mengingatkan bahwa sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, NKRI sudah menghadapi berbagai tantangan dan rongrongan yang berupaya menumbangkan ideologi negara.
“Rongrongan itu terjadi karena kelengahan dan kurang waspada bangsa terhadap upaya menumbangkan Pancasila sebagai ideologi negara,” ujar Puan.
Ia menegaskan bahwa dengan semangat kebersamaan dan nilai-nilai luhur Pancasila, bangsa Indonesia tetap dapat memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peringatan ini mempertegas tekad bangsa Indonesia untuk terus mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila bukan hanya simbol, tetapi sumber kekuatan untuk menggalang persatuan dan memperjuangkan kebenaran serta keadilan demi keutuhan NKRI.
Penutup Upacara: Doa dan Penghormatan kepada Para Pahlawan
Upacara diakhiri dengan pembacaan doa oleh Menteri Agama Nasarudin Umar yang memohon keberkahan dan perlindungan bagi bangsa Indonesia agar senantiasa diberikan kekuatan dalam menjalankan tugas menjaga ideologi Pancasila dan keutuhan negara.
Setelah upacara resmi selesai, Presiden Prabowo, Wakil Presiden Gibran, para pimpinan lembaga negara, dan anggota kabinet meninjau Monumen Pancasila Sakti di belakang arena upacara.
Kunjungan ini merupakan bentuk penghormatan kepada para pahlawan revolusi yang telah berkorban mempertahankan ideologi negara.
Sebelum meninggalkan lokasi, Presiden juga bersalaman dengan para tamu undangan dan peserta upacara sebagai wujud kebersamaan dan penghormatan atas partisipasi semua pihak dalam menjaga nilai-nilai luhur bangsa.
Latar Belakang dan Makna Hari Kesaktian Pancasila
Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Oktober sebagai pengingat peristiwa kelam 1965. Pada malam 30 September hingga dini hari 1 Oktober 1965, tujuh perwira TNI AD, terdiri dari enam jenderal dan satu perwira pertama, diculik dan dibunuh secara tragis.
Jenazah mereka ditemukan di sebuah sumur tua di Lubang Buaya. Mereka kemudian dikenang sebagai Pahlawan Revolusi atas pengorbanannya dalam mempertahankan Pancasila dan keutuhan NKRI.
Peristiwa ini dikenal sebagai Gerakan 30 September yang dianggap sebagai upaya menggoyang Pancasila dan meruntuhkan negara.
Mayor Jenderal Soeharto, saat itu Panglima Komando Strategis Angkatan Darat, bertindak cepat untuk menguasai situasi, menumpas gerakan tersebut, dan menjaga jalannya pemerintahan agar tetap stabil.
Sejak tahun 1966, pemerintah menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila melalui Keputusan Presiden.
Peringatan ini bukan hari libur nasional, melainkan momentum yang sangat penting untuk menegaskan kembali posisi Pancasila sebagai ideologi negara yang harus selalu dijaga dan diperkuat menghadapi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dengan kepemimpinan Presiden Prabowo dalam upacara peringatan ini, diharapkan nilai-nilai Pancasila semakin mengakar kuat di hati seluruh rakyat Indonesia, menjadi pondasi kokoh bagi persatuan, kemajuan, dan ketahanan bangsa dalam menghadapi tantangan masa depan.
Kalau kamu mau, saya bisa kirim versi file yang rapi untuk langsung dipakai, atau ada bagian yang ingin kamu tambah atau ubah?

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Pola Hidup Sehat Jangka Panjang Cegah Efek Diet Yoyo
- 01 Oktober 2025
3.
Kenali Gejala Hiponatremia Akibat Minum Air Terlalu Banyak
- 01 Oktober 2025
4.
10 Jembatan Terpanjang Dunia yang Membuat Perjalanan Lebih Cepat
- 01 Oktober 2025
5.
Waspada Saat Hujan Petir, Hindari Lima Aktivitas Berbahaya
- 01 Oktober 2025