IHSG Menguat Ikuti Sentimen Positif Bursa Asia

Jumat, 25 Juli 2025 | 13:03:49 WIB
IHSG Menguat Ikuti Sentimen Positif Bursa Asia

JAKARTA - Pasar saham Indonesia kembali menorehkan kinerja positif, seiring dengan membaiknya sentimen dari kawasan Asia dan global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis, 24 Juli 2025, ditutup menguat signifikan sebesar 61,67 poin atau 0,83%, berada di posisi 7.530,90. Kenaikan ini turut didorong oleh perkembangan positif dalam hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara mitra, yang menciptakan ruang bagi investor untuk masuk ke pasar.

Kondisi tersebut juga tercermin pada kinerja indeks LQ45, yang menghimpun saham-saham unggulan dengan likuiditas tinggi. Indeks ini naik 9,36 poin atau 1,18% ke posisi 799,80 pada sesi penutupan perdagangan.

Dukungan Eksternal: Progres Dagang dan Kebijakan Moneter

Menurut kajian yang dirilis oleh Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia, penguatan IHSG kali ini sangat dipengaruhi oleh optimisme pelaku pasar terhadap perkembangan negosiasi dagang global. Dalam beberapa hari terakhir, muncul tanda-tanda positif dari kesepakatan antara AS dan Jepang, serta negosiasi yang tengah berlangsung antara AS dan Uni Eropa (UE).

Kesepakatan perdagangan yang hampir tercapai antara UE dan AS diyakini akan membawa perubahan signifikan pada struktur tarif produk impor. Pemerintah AS dan UE dilaporkan telah menyepakati tarif baru sebesar 15% atas sejumlah produk asal Eropa. Kebijakan ini dinilai serupa dengan perjanjian sebelumnya yang dicapai Presiden AS Donald Trump dengan Jepang.

Langkah tersebut turut diiringi rencana penghapusan tarif untuk beberapa produk unggulan seperti pesawat terbang, minuman beralkohol, serta alat kesehatan. Hal ini menimbulkan optimisme bahwa tekanan perdagangan global bisa mereda dalam waktu dekat, memberikan ruang lebih luas bagi pemulihan ekonomi dan penguatan pasar modal.

Pelaku Pasar Menunggu Keputusan Suku Bunga Global

Selain faktor eksternal terkait perdagangan, para pelaku pasar juga tengah menanti hasil dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) The Fed yang dijadwalkan berlangsung pada 29–30 Juli 2025. Banyak analis memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya, meskipun Presiden Trump terus mendesak adanya pemangkasan.

Sikap “wait and see” ini diambil pasar sebagai bentuk kehati-hatian menghadapi potensi perubahan kebijakan moneter AS, terutama di tengah ketidakpastian akibat tarif impor yang masih berkembang. Kondisi tersebut menuntut pelaku pasar untuk berhitung secara lebih matang dalam mengambil keputusan investasi, khususnya di pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Di Eropa, pertemuan European Central Bank (ECB) juga menjadi perhatian. Diperkirakan, ECB akan menahan suku bunga acuan di level 2,15%. Langkah tersebut diambil mengingat inflasi yang berpotensi meningkat serta tekanan eksternal dari kebijakan tarif AS.

Pergerakan IHSG Sepanjang Sesi Perdagangan

IHSG dibuka menguat dan bertahan di zona hijau sepanjang sesi pertama. Momentum tersebut berlanjut hingga akhir perdagangan sesi kedua, mencerminkan bahwa pelaku pasar domestik merespons positif berbagai perkembangan global dan menjaga kepercayaan terhadap pasar saham Indonesia.

Jika dilihat berdasarkan kinerja sektoral, empat sektor mencatatkan penguatan dengan sektor keuangan menjadi pendorong utama. Sektor ini tumbuh sebesar 3,10%, disusul sektor industri dan sektor barang baku yang masing-masing naik sebesar 0,39% dan 0,35%.

Namun demikian, tujuh sektor lainnya justru melemah. Sektor kesehatan mengalami penurunan paling dalam, yakni sebesar 0,74%. Diikuti sektor teknologi yang turun 0,62% dan sektor energi yang melemah 0,52%.

Saham-Saham yang Menjadi Sorotan

Beberapa saham tercatat mengalami kenaikan harga terbesar, antara lain:

VERN

NICL

ARGO

FMII

SMMA

Sebaliknya, saham-saham yang mengalami koreksi harga terbesar di antaranya:

PANR

SHID

WIRG

KOKA

VTNY

Total frekuensi transaksi saham pada perdagangan Kamis mencapai 1.646.462 kali, dengan volume saham sebanyak 26,27 miliar lembar. Nilai transaksi mencapai Rp16,41 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 302 saham mengalami kenaikan, 308 saham terkoreksi, dan 192 saham stagnan.

Bursa Asia Memberi Sentimen Positif

Kinerja positif IHSG tidak terlepas dari penguatan yang juga terjadi di sejumlah bursa utama Asia. Pada perdagangan, indeks-indeks utama mencatatkan kenaikan sebagai berikut:

Nikkei (Jepang): naik 683,68 poin atau 1,66% ke 41.855,00

Shanghai (China): naik 23,43 poin atau 0,65% ke 3.605,79

Hang Seng (Hong Kong): naik 129,11 poin atau 0,51% ke 25.667,22

Strait Times (Singapura): naik 39,50 poin atau 0,91% ke 4.269,42

Kinerja bursa kawasan mencerminkan respons pasar terhadap dinamika kebijakan perdagangan dan moneter global. Perkembangan tersebut turut menciptakan efek domino ke bursa Indonesia yang memiliki keterkaitan erat dengan pergerakan global.

Arah Pasar Masih Tergantung Isu Global

Meski menguat, IHSG tetap berpotensi menghadapi tantangan ke depan. Pergerakan pasar saham masih sangat bergantung pada kelanjutan negosiasi dagang antara AS dan mitra dagangnya, serta arah kebijakan suku bunga dari bank sentral global.

Stabilitas harga komoditas, inflasi, dan arus modal juga akan menjadi indikator penting dalam menilai arah IHSG pada pekan mendatang. Untuk itu, investor diharapkan tetap selektif dalam memilih saham dan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental serta sentimen global yang memengaruhi pasar secara keseluruhan.

Terkini