Perubahan Harga Batu Bara Juli 2025: Kalori Tinggi Turun

Rabu, 16 Juli 2025 | 13:24:17 WIB
Perubahan Harga Batu Bara Juli 2025: Kalori Tinggi Turun

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan harga batu bara acuan (HBA) untuk periode kedua Juli 2025. Keputusan ini diatur dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 244.K/MB.01/MEM.B/2025 yang ditandatangani Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Penetapan harga ini menjadi acuan penting bagi para pelaku usaha batu bara, termasuk produsen, eksportir, dan pengguna di dalam negeri.

Salah satu poin paling menonjol dalam keputusan terbaru ini adalah anjloknya harga batu bara dengan kalori tinggi. Untuk batu bara dengan kesetaraan nilai kalori 6.322 kcal/kg GAR, HBA periode kedua Juli 2025 ditetapkan sebesar US$97,65 per ton. Angka ini turun cukup signifikan dibanding periode pertama Juli 2025 yang sebesar US$107,35 per ton. Penurunan ini mencerminkan dinamika pasar batu bara global dan dampak berbagai faktor yang memengaruhi harga komoditas energi tersebut.

Sementara itu, harga batu bara dengan nilai kalori 5.300 kcal/kg GAR justru mengalami kenaikan. Pada periode kedua Juli, HBA untuk kalori ini dipatok sebesar US$75,94 per ton, meningkat dari US$71,5 per ton di periode sebelumnya. Kenaikan harga ini menunjukkan adanya pergeseran permintaan dan penawaran yang berbeda pada segmen kalori menengah.

Sedangkan untuk batu bara dengan nilai kalori 4.100 kcal/kg GAR, HBA ditetapkan sebesar US$48,35 per ton untuk periode kedua Juli. Harga ini turun jika dibandingkan dengan periode pertama Juli yang sebesar US$49,78 per ton. Berbeda dengan kalori 4.100, batu bara kalori rendah 3.400 kcal/kg GAR mengalami kenaikan harga tipis menjadi US$36 per ton, dibandingkan US$35,87 per ton pada periode sebelumnya.

Penetapan harga acuan batu bara ini merujuk pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 72 Tahun 2025 yang mengatur pedoman penetapan harga patokan untuk penjualan komoditas mineral logam dan batu bara. Dalam kepmen tersebut, nilai HBA periode kedua bulan berjalan ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang volume harga jual batu bara pada titik serah secara free on board di atas kapal pengangkut (FOB vessel). Harga yang dihitung juga dalam kesetaraan spesifikasi HBA dengan rentang sampel 6.100-6.500 kcal/kg GAR dari transaksi penjualan batu bara untuk pembayaran royalti pada aplikasi ePNBP Minerba, yang diambil mulai dari tanggal pengapalan minggu keempat dua bulan sebelumnya hingga minggu ketiga bulan sebelumnya.

Selain harga batu bara, Menteri ESDM juga mengumumkan harga mineral acuan (HMA) untuk berbagai komoditas mineral periode kedua Juli 2025. Dalam pengumuman yang sama, HMA nikel dipatok sebesar US$14.926 per dry metric ton (dmt), mengalami penurunan jika dibandingkan periode pertama Juli yang sebesar US$14.942 per dmt. Sementara harga HMA aluminium mengalami kenaikan menjadi US$2.577,4 per dmt, naik dari US$2.515,1 per dmt pada periode pertama Juli.

Harga HMA tembaga juga mengalami kenaikan cukup signifikan, menjadi US$9.952,5 per dmt pada periode kedua Juli, meningkat dari US$9.822,07 per dmt di periode pertama. Sebaliknya, HMA kobalt tercatat turun menjadi US$32.896 per dmt, lebih rendah dibandingkan periode pertama Juli yang sebesar US$32.944 per dmt.

Penetapan harga batu bara dan mineral ini diatur lebih lanjut melalui Kepmen ESDM Nomor 80.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batu Bara Acuan. Dalam beleid tersebut, ditetapkan bahwa HBA dan HMA diterbitkan sebanyak dua kali dalam satu bulan, yaitu setiap tanggal 1 dan 15. Mekanisme ini bertujuan untuk memberikan informasi harga yang lebih akurat dan terkini, sehingga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan bagi pelaku usaha di sektor pertambangan dan perdagangan komoditas mineral.

Dinamika harga batu bara pada periode kedua Juli 2025 ini mencerminkan ketidakpastian dan fluktuasi pasar global, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari permintaan energi dunia, kebijakan perdagangan, hingga kondisi geopolitik. Penurunan harga batu bara kalori tinggi yang signifikan ini mungkin berpengaruh pada pendapatan para produsen batu bara yang mengandalkan segmen ini, sementara kenaikan pada kalori menengah dan rendah bisa menjadi peluang baru di pasar domestik maupun ekspor.

Selain itu, harga mineral seperti nikel, aluminium, tembaga, dan kobalt yang juga mengalami fluktuasi akan berdampak pada industri pengolahan mineral dan logam. Perubahan harga ini perlu diantisipasi oleh para pelaku usaha, termasuk perusahaan tambang dan pabrik pengolahan, agar dapat menyesuaikan strategi produksi dan penjualan.

Dengan adanya penerbitan HBA dan HMA dua kali sebulan, pemerintah berupaya menghadirkan transparansi harga yang lebih baik serta mendorong pasar komoditas mineral yang lebih sehat dan kompetitif. Hal ini juga diharapkan dapat mendukung perencanaan fiskal dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Secara keseluruhan, keputusan terbaru tentang harga batu bara acuan dan harga mineral acuan periode kedua Juli 2025 ini menjadi indikator penting bagi para pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat luas untuk memantau perkembangan harga komoditas strategis di Indonesia. Penyesuaian harga yang dilakukan secara berkala memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap perubahan pasar global, sehingga meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi ekonomi dari sektor energi dan mineral.

Terkini

Blibli Payday Hadir Bawa Belanja Lebih Seru

Jumat, 22 Agustus 2025 | 15:45:53 WIB

Strategi Pantau IHSG dan Saham Potensial Hari Ini

Jumat, 22 Agustus 2025 | 15:51:34 WIB

BTN Usul Penyesuaian Suku Bunga KPR Bersubsidi

Jumat, 22 Agustus 2025 | 15:55:04 WIB

Cara Ampuh Aman dari Pinjaman Online

Jumat, 22 Agustus 2025 | 16:00:12 WIB

Belanja Online Aman Dengan 10 Cara Lindungi Data

Jumat, 22 Agustus 2025 | 16:03:45 WIB