Jasa Marga Terapkan Contraflow Demi Kelancaran Arah Jakarta

Rabu, 16 Juli 2025 | 09:57:55 WIB
Jasa Marga Terapkan Contraflow Demi Kelancaran Arah Jakarta

JAKARTA - Mengawali hari kerja dengan lalu lintas yang padat sering kali menjadi tantangan besar bagi masyarakat urban, khususnya para pengguna jalan tol yang melintasi jalur strategis seperti Tol Jakarta–Tangerang. Untuk merespons kondisi tersebut, Jasa Marga kembali mengambil langkah cepat dan terukur dengan menerapkan rekayasa lalu lintas berupa contraflow. Keputusan ini diambil sebagai bentuk antisipasi terhadap lonjakan volume kendaraan pada pagi hari yang menuju arah Ibu Kota.

Penerapan contraflow ini dilakukan mulai dari titik KM 03+500 hingga Underpass Tomang di Ruas Tol Jakarta–Tangerang (Janger) arah Jakarta. Rekayasa lalu lintas tersebut mulai berlaku pada Rabu pagi, 16 Juli 2025, dimulai pukul 06.00 WIB dan dijadwalkan berlangsung hingga pukul 09.00 WIB. Dengan demikian, pengguna jalan tol memiliki waktu tiga jam untuk memanfaatkan lajur contraflow dalam upaya memperlancar arus lalu lintas.

Marketing and Communication Department Head Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division, Panji Satriya, menjelaskan bahwa langkah ini dilakukan atas diskresi Kepolisian dan berdasarkan pemantauan atas kepadatan yang kerap terjadi di jalur tersebut.

"Contraflow ini untuk mengantisipasi peningkatan volume lalu lintas di Ruas Tol Jakarta–Tangerang (Janger) arah Jakarta. Atas diskresi Kepolisian," ujar Panji dalam keterangan tertulis.

Dengan diberlakukannya contraflow ini, diharapkan arus kendaraan yang mengarah ke Jakarta pada jam sibuk pagi hari bisa mengalir lebih lancar dan mengurangi potensi kemacetan, terutama menjelang pertemuan arus di sekitar kawasan Tomang, yang memang dikenal sebagai simpul lalu lintas dengan intensitas kendaraan tinggi.

Meskipun berlangsung hanya tiga jam, contraflow menjadi strategi penting dalam rekayasa lalu lintas harian. Jasa Marga menilai bahwa langkah ini bisa menjadi solusi jangka pendek yang efektif dalam menangani kepadatan, sembari tetap mengutamakan keselamatan pengguna jalan.

Adapun, pemberlakuan contraflow tersebut tidak dilakukan secara sembarangan. Penerapannya melibatkan koordinasi yang matang antara Jasa Marga dan pihak Kepolisian, termasuk dalam pengawasan langsung di lapangan serta pemasangan rambu-rambu penunjuk arah dan pembatas jalur yang jelas. Hal ini penting untuk memastikan agar arus kendaraan yang berlawanan arah tetap berjalan dengan aman dan tertib.

Lebih lanjut, Panji Satriya juga menyampaikan imbauan kepada pengguna jalan tol agar bisa mempersiapkan perjalanan mereka dengan baik. Salah satu yang menjadi perhatian adalah ketersediaan saldo kartu tol elektronik.

"Jasa Marga mengimbau pengguna jalan untuk mengantisipasi rute perjalanan agar dapat mengoptimalkan rekayasa lalu lintas yang sedang berlaku. Jasa Marga juga mengimbau pengguna jalan untuk dapat memastikan kecukupan saldo kartu elektronik sebelum memulai perjalanan, untuk menghindari kepadatan ketika bertransaksi di gerbang tol," jelasnya.

Imbauan ini penting mengingat masih cukup banyak kejadian di mana pengguna tol terhambat karena saldo tidak mencukupi, yang akhirnya justru menimbulkan antrean lebih panjang di gerbang keluar. Selain itu, pengendara juga diingatkan untuk selalu mematuhi rambu lalu lintas serta arahan dari petugas di lapangan.

Dalam pelaksanaan contraflow, petugas lapangan dari Jasa Marga dan Kepolisian akan berjaga di titik-titik tertentu untuk memastikan jalannya rekayasa lalu lintas berjalan dengan lancar. Mereka juga berfungsi sebagai sumber informasi langsung apabila ada pengguna jalan yang kebingungan atau membutuhkan bantuan.

Penerapan contraflow seperti ini sebenarnya sudah menjadi hal rutin di sejumlah titik tol strategis yang mengalami lonjakan lalu lintas, baik di pagi maupun sore hari. Strategi ini terbukti dapat mempercepat waktu tempuh dan mengurangi potensi kemacetan pada waktu-waktu krusial.

Namun demikian, rekayasa lalu lintas bukan satu-satunya solusi jangka panjang. Diperlukan pengelolaan lalu lintas yang lebih menyeluruh, termasuk peningkatan kapasitas jalan, penyempurnaan sistem integrasi tol, serta mendorong penggunaan transportasi massal sebagai alternatif harian bagi para pekerja dari pinggiran ke pusat kota.

Meski contraflow ini hanya bersifat temporer dan terbatas waktu, penerapannya bisa menjadi alat ukur yang penting untuk menilai pola arus lalu lintas secara berkala. Jasa Marga sendiri terus melakukan evaluasi terhadap setiap pelaksanaan contraflow yang dilakukan, demi meningkatkan efektivitas serta kenyamanan para pengguna jalan di masa depan.

Di tengah kepadatan yang sudah menjadi bagian dari rutinitas kota metropolitan seperti Jakarta, langkah-langkah cepat dan terencana seperti ini menjadi kunci untuk menjaga kelancaran aktivitas harian masyarakat. Dan tentu saja, peran aktif pengguna jalan dalam mematuhi aturan dan mengikuti imbauan sangat menentukan keberhasilan dari kebijakan lalu lintas yang diterapkan.

Melalui contraflow yang dilaksanakan di Tol Jakarta–Tangerang ini, diharapkan para pengendara dapat merasakan manfaatnya secara langsung baik dalam bentuk penghematan waktu tempuh, pengurangan stres di perjalanan, maupun efisiensi bahan bakar karena kendaraan bisa melaju dengan lebih stabil.

Akhir kata, kehadiran contraflow bukan hanya sekadar pengalihan jalur. Ia adalah bentuk sinergi antara operator jalan tol dan aparat kepolisian dalam menjaga arus lalu lintas tetap bergerak, meski beban kendaraan meningkat setiap harinya.

Terkini