Profil Lengkap Yunita Ababiel dan Hits Legendarisnya

Senin, 14 Juli 2025 | 08:35:43 WIB
Profil Lengkap Yunita Ababiel dan Hits Legendarisnya

JAKARTA - Kehilangan besar kembali dirasakan dunia musik dangdut Indonesia. Kabar wafatnya penyanyi senior Yunita Ababiel menjadi duka mendalam bagi banyak kalangan. Sosok dengan suara khas ini telah menorehkan banyak kontribusi bagi perkembangan musik dangdut dan pop di Tanah Air. Di balik ketenarannya, Yunita juga dikenal sebagai pribadi yang gigih, tangguh, dan penuh dedikasi.

Dalam artikel ini, disajikan profil lengkap Yunita Ababiel dan deretan lagu populernya yang turut membentuk wajah musik Indonesia hingga saat ini.

Perjalanan Hidup dan Awal Karier

Yunita Ababiel lahir di Bandung pada 17 Januari 1965 dengan nama asli Yuyun Nabiel. Sejak muda, ia menunjukkan bakat menyanyi yang kuat. Karier profesionalnya dimulai pada akhir tahun 1970-an, ketika bakatnya ditemukan oleh maestro musik A. Riyanto. Ia kemudian tampil menggunakan nama Jujun N.

Bersama A. Riyanto dan musisi Pompy, Yunita merilis 12 album pop dari tahun 1979 hingga 1990. Lagu-lagu dalam rentang waktu tersebut memperkenalkan suaranya kepada publik secara luas. Masa ini menjadi fondasi yang kuat dalam karier bermusiknya, memperlihatkan kepiawaian vokal dan kepekaan musikalitasnya.

Pada masa itu, Yunita dikenal sebagai penyanyi pop yang memiliki karakter vokal jernih dan emosional. Namun, langkah besar dalam perjalanan musiknya baru terjadi ketika ia memilih untuk menyelami genre dangdut secara serius.

Transformasi ke Dangdut dan Puncak Karier

Tahun 1997 menjadi titik balik penting dalam perjalanan Yunita. Ia memperkenalkan nama panggung Yunita Ababiel melalui album bertajuk Pertengkaran. Album ini bukan hanya sekadar peralihan genre, melainkan sebuah langkah baru yang membuka lembaran penting dalam sejarah kariernya. Nama "Ababiel" sendiri berasal dari nama suaminya, Alik Ababiel, seorang musisi sekaligus pendiri grup musik Mountain Boys.

Puncak popularitas Yunita sebagai penyanyi dangdut terjadi lewat peluncuran album Trauma pada 1999. Lagu “Trauma” yang menjadi lagu utama dalam album tersebut berhasil menjadi hits besar di pasaran. Lagu ini memperlihatkan kekuatan vokal Yunita yang penuh penghayatan, serta penampilannya yang berkarakter di atas panggung. Ia pun dikenal luas berkat gaya bernyanyi yang ekspresif dan berbeda dari penyanyi dangdut lain pada masanya.

Dengan keberhasilan ini, Yunita Ababiel mendapat tempat khusus di hati para penikmat musik dangdut Indonesia. Karya-karyanya disebut sebagai cerminan dari warna baru dalam dangdut yang emosional namun tetap elegan.

Eksplorasi Genre dan Lagu Religi

Meski dikenal luas sebagai penyanyi dangdut, Yunita tidak terpaku pada satu genre saja. Ia juga produktif menciptakan dan merilis lagu-lagu dalam genre religi dan qasidah. Kecintaannya pada musik mendorongnya untuk tetap aktif berkarya hingga beberapa tahun terakhir.

Beberapa karya religiusnya yang menonjol antara lain adalah “Maha Cinta” dan “Gundah” yang dirilis pada 2018. Lagu-lagu ini menunjukkan sisi spiritual Yunita dan kemampuannya membawakan lagu bernuansa keagamaan dengan penghayatan mendalam. Selain itu, lagu “Shalawat Allahul Kahfi” juga menjadi salah satu karyanya yang menyejukkan.

Eksplorasi genre ini menunjukkan bahwa Yunita adalah penyanyi yang tidak hanya memiliki bakat, tetapi juga fleksibilitas musikal tinggi. Ia mampu mengadaptasi gaya dan pesan lagu dengan tetap mempertahankan ciri khas suaranya.

Kehidupan Pribadi dan Dukungan Keluarga

Dalam kehidupan pribadinya, Yunita menikah dengan Alik Ababiel, musisi dan pendiri grup Mountain Boys yang aktif dari 1974 hingga 1983. Alik bukan hanya pendamping hidup, tetapi juga rekan dalam perjalanan karier musiknya. Sebagai penulis lagu dan gitaris, Alik turut mendukung perkembangan musikal Yunita dari balik layar.

Kebersamaan mereka mencerminkan ikatan kuat antara kehidupan pribadi dan profesional. Kolaborasi yang tercipta antara keduanya melahirkan karya-karya yang autentik dan menyentuh hati pendengar.

Akhir Hayat dan Ungkapan Duka

Yunita Ababiel mengembuskan napas terakhir di kediamannya di Depok, Jawa Barat, setelah berjuang melawan kanker payudara dan tumor di batang otak. Informasi mengenai penyakit yang dideritanya sempat disampaikan oleh komposer dangdut Adibal Sahrul. Ia menyatakan bahwa kondisi Yunita sempat memburuk dalam beberapa waktu terakhir, namun almarhumah tetap kuat menghadapi semuanya dengan sabar.

Kepergian Yunita memicu ungkapan belasungkawa dari banyak pihak, termasuk dari Raja Dangdut Rhoma Irama. Dalam pernyataannya, Rhoma mengucapkan, “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un,” sebagai bentuk duka atas kehilangan sosok penting di dunia dangdut.

Meninggalnya Yunita tak lama setelah Hamdan ATT juga turut memperdalam kesedihan para penggemar dangdut dan masyarakat umum. Dunia musik dangdut kehilangan dua figur besar dalam waktu yang berdekatan.

Warisan Musik dan Kenangan Abadi

Sepanjang hidupnya, Yunita Ababiel telah menorehkan banyak karya yang akan selalu dikenang. Dari lagu-lagu pop di awal kariernya, hingga hits dangdut seperti “Trauma,” serta lagu-lagu religi yang menyentuh jiwa, semua menunjukkan dedikasi tinggi dalam bermusik.

Suaranya, gayanya, dan kepribadiannya akan terus hidup dalam kenangan para pendengar. Ia telah menjadi bagian dari sejarah musik Indonesia sebuah warisan yang tak akan hilang ditelan waktu. Lagu-lagu Yunita akan terus diputar, dinyanyikan, dan dikenang oleh mereka yang mencintai musik berkualitas.

Terkini

Teknologi AI Bawa Terobosan Simulasi Iklim

Senin, 14 Juli 2025 | 13:01:12 WIB

Peran Orang Tua Atur Batasan Gadget Gen Z

Senin, 14 Juli 2025 | 13:04:45 WIB

PTPP Wujudkan Stasiun Tanah Abang Modern dan Efisien

Senin, 14 Juli 2025 | 13:08:20 WIB